PBB (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat, Kamis (28/4), melontarkan tuduhan bahwa pemerintah Muamar Gaddafi "memberi viagra kepada tentaranya untuk melakukan perkosaan" sementara Dewan Keamanan PBB berdebat tentang serangan koalisi di negeri itu, kata banyak diplomat.

Rusia dan negara lain telah menyatakan tindakan Prancis, Inggris, Amerika Serikat dan sekutu mereka berpatroli di zona larangan terbang di wilayah udara Libya akan melampaui mandat yang diberikan oleh resolusi Dewan Keamanan PBB.

Tapi Amerika Serikat berkeras "aksi koalisi itu masih berada dalam koridor resolusi tersebut".

Duta Besar AS di PBB Susan Rice malah menyoroti penggunaan viagra, dalam pertemuan tertutup saat perdebatan bertambah sengit, kata beberapa diplomat yang menghadiri pertemuan itu, sebagaimana dilaporkan AFP, yang dipantau ANTARA di Jakarta.

Menurut Rice, pasukan Gaddafi "membagikan viagra kepada tentara sehingga mereka turun ke lapangan dan memperkosa", kata seorang diplomat dalam pertemuan itu.

Duta Besar AS tersebut tak menyebutkan sumber tuduhannya. Tapi seorang diplomat lain di pertemuan tersebut mengatakan Rice mengeluarkan komentar itu sebagai bagian dari perdebatan dengan seorang utusan lain untuk menyoroti kondisi bahwa "koalisi menghadapi musuh yang melakukan tindakan tercela".

Misi AS di PBB belum mengomentar pernyataan tersebut.

Tuduhan bahwa viagra diberikan kepada pasukan Gaddafi telah disiarkan beberapa tabloid Inggris. Seorang dokter di kota Ajdabiya, Libya, pada Maret mengatakan tentara Gaddafi "telah diberi viagra dan kondom sebagai bagian dari aksi kekerasan seksual".

Dewan Keamanan PBB kian terpecah mengenai konflik Libya. Rusia, khususnya, mengecam koalisi Barat. Vitaly Churkin, Duta Besar Rusia untuk PBB, mengatakan Resolusi 1970 dan 1973, mengizinkan aksi militer di Libya untuk melindungi warga sipil harus dilaksanakan secara ketat dan akurat.

"Kami prihatin dengan jenis kecenderungan peningkatan konflik militer yang merenggut banyak korban jiwa di pihak sipil," kata Churkin kepada wartawan.  (C003/A011/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011