Boyolali (ANTARA News) - Warga lereng Merapi di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, diminta tetap waspada, terkait terjadinya hujan abu selama 15 menit di daerah tersebut.

"Kami sudah mengimbau warganya di Desa Tlogolele agar tetap waspada dan untuk sementara menjauhi sungai berhulu puncak Merapi," kata Kepala Desa Tlogolele, Budi Harsono, Jumat.

Menurut dia, hujan abu dari puncak Merapi tersebut terjadi di Tlogolele, Jumat, sekitar pukul 10.30 WIB dan hanya berlangsung sekitar 15 menit.

Warga yang sedang di ladang sayur saat kejadian, sempat kaget dan melaporkan ke aparat desa untuk dilanjutkan ke Pemkab.

Ia mengatakan, pasca-erupsi Merapi pada tahun tahun sebelumnya tidak pernah terjadi hujan abu. Pada Kamis (28/4) malam, warga setempat juga sempat mendengar suara gemuruh dari puncak Merapi.

Suara gemuruh tersebut, kata dia, sangat terdengar jelas di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele. Tetapi, warga tidak begitu menghiraukan suara gemuruh tersebut. Hal itu, sudah dirasakan biasa di daerahnya.

Meskipun warganya tidak merasa panik terkait hujan abu, mereka tetap diminta waspada. Mereka langsung berkumpul di pos pengungsian, setelah hujan abu reda, dan kembali ke rumah untuk beraktivitas lagi seperti biasa.

"Kami sudah mengimbau warga sementara menjauhi sungai berhulu Merapi, Untuk antisipasi agar tidak terkena awan panas," katanya.

Sementara itu, menurut petugas pos pengamatan Merapi di Jrakah, Purwono, peristiwa hujan abu di Desa Tlogolele tidak terpantau dari pos Jrakah, karena kondisi puncak tertutup kabut tebal.

Namun, pihaknya menerima laporan dari warga adanya hujan abu di daerah Tlogolele.

Menurut Purwono, kejadian tersebut tidak berbahaya bagi warga, karena aktivitas kegempaan diduga masih berlangsung. Dampaknya berupa letupan-letupan kecil dan berwujud hujan abu.(*)
(U.B018/I007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011