Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet, Dipo Alam menyatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganggap demonstrasi memperingari Hari Buruh adalah cara untuk menyampaikan aspirasi, sehingga bukan hal yang harus ditakuti.

"Presiden tidak pernah takut ancaman oleh siapapun, dari manapun, dan dari jumlah pendemo sebesar apapun," kata Dipo Alam di Jakarta, Minggu.

Dipo mengatakan hal itu terkait anggapan bahwa Presiden sengaja menghindari aksi unjuk rasa di Jakarta dengan mengunjungi pabrik di luar Jakarta pada saat peringatan Hari Buruh.

"Demo yang diorganisir oleh beberapa sekelompok masyarakat pada Hari Buruh 1 Mei 2011 ke Istana, bukan merupakan alasan Presiden SBY tidak berada di Istana," kata Dipo.

Dia mengatakan, demonstrasi adalah hal yang wajar untuk menyampaikan aspirasi para buruh. Namun, semua pihak perlu memahami bahwa demonstrasi hanyalah salah satu cara memperjuangkan nasib buruh.

"Jadi para pendemo, Presiden, pimpinan perusahaan dan para buruh memilih acara mereka masing-masing pada 1 Mei yang maknanya sama yaitu memperhatikan nasib buruh," kata Dipo menambahkan.

Menurut Dipo, Presiden selalu mengunjungi buruh setiap tahun, terutama bertepatan dengan Hari Buruh. Presiden ingin mengetahui hubungan kerja antara buruh dan manajemen.

Dipo mengatakan, Presiden Yudhoyono berkomitmen untuk memperhatikan nasib buruh melalui sejumlah program jaminan sosial.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memperingati Hari Buruh bersama para karyawan PT Industri Keramik Kemenangan Jaya dan PT Tirta Investama untuk melihat langsung kondisi buruh di Indonesia.

Presiden mengatakan, melalui kunjungan langsung ke perusahaan-perusahaan di Indonesia, baik yang merupakan penanaman modal asing ataupun dalam negeri, dapat diketahui status kesejahteraan buruh.

Ia juga ingin memastikan terciptanya hubungan baik antara pengusaha dan para pekerja sehingga perusahaan dapat terus tumbuh.(*)
(T. A017*F008/S019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011