Jakarta (ANTARA News) - Pertemuan Dewan Politik dan Keamanan ASEAN tidak secara spesifik membahas masalah sengketa antarwilayah negara-negara di Asia Tenggara maupun persoalan perbatasan lainnya.

Menko Polhukam Djoko Suyanto, usai pertemuan konsul politik dan keamanan ASEAN di Balai Sidang Jakarta, Jumat, mengatakan masalah perbatasan antara negara-negara ASEAN sudah memiliki tempat tersendiri dalam pertemuan tingkat menteri luar negeri dari negara yang bersangkutan.

Pertemuan kelima Dewan Politik dan Keamanan ASEAN menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-18 ASEAN itu, menurut Djoko, hanya membahas isu-isu besar yang kemudian akan dibahas secara lebih detil dan teknis pada tingkat menteri-menteri terkait.

"Tidak dibicarakan secara spesifik karena dalam forum `security council` yang sangat strategis, makro, besar, melingkupi keseluruhan negara ASEAN. Konflik itu ada forum sendiri seperti contohnya Thailand-Kamboja yang ada pertemuan khusus tiga menteri membahas itu," tutur Djoko.

Pertemuan Dewan politik dan Keamanan ASEAN, lanjut dia, khusus membahas beberapa kerja sama dalam pilar politik dan keamanan seperti perkembangan demokrasi, isu-isu keamanan maritim, pemberantasan terorisme, serta kawasan bebas nuklir.

Namun, menurut dia, semua persoalan tersebut tidak dibahas detil dalam pertemuan dewan politik dan keamanan ASEAN, melainkan akan dilanjutkan dalam pembahasan di tingkat masing-masing menteri terkait.

Pertemuan yang dihadiri juga oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa itu, kata Djoko, juga membahas hasil pertemuan menteri-menteri ASEAN dalam bidang politik dan keamanan yang telah dilakukan selama satu tahun terakhir.

Menurut Djoko, dalam pertemuan itu sempat muncul usulan pembentukan institut perdamaian dan rekonsiliasi ASEAN. Namun, usulan itu masih perlu dibahas dalam suatu forum sektoral tersendiri.(*)

(T.D013/A041)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011