Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono mengatakan negara anggota ASEAN dalam menghadapi tantangan yang dihadapi antarsesama anggota hendaknya memecahkan masalah dengan cara ASEAN.

"Ada peluang kaya mengintai di sudut jalan, tetapi pada saat yang sama kita juga menghadapi tantangan yang sulit. Di antara yang paling terlihat dari tantangan ini adalah isu-isu bilateral tersisa dan perselisihan antara negara anggota ASEAN," kata Wapres Boediono saat berbicara dalam Forum Kepemimpinan ASEAN ke-8, di Jakarta, Minggu.

Hadir dalam forum itu PM Malaysia Dato Sri Mohamad Nadjib, Senior Menteri Kamboja Cham Prasidh, Sekjen ASEAN Surin Pitsuwan, serta Ketua Forum Kepemimpinan ASEAN ke-8 Aburizal Bakrie.

Dalam pandangan Wapres, sangat penting bahwa dalam semangat ASEAN, setiap negara anggotya harus bekerja dengan sungguh-sungguh untuk memecahkan masalah ASEAN dengan cara ASEAN.

Dikatakan Boediono, masalah umum baru akan muncul sehingga kerjasama yang lebih efektif dan mekanisme untuk menangani isu-isu seperti kejahatan lintas batas dan terorisme harus dikembangkan.

Dikatakan Wapres, ASEAN juga perlu mempercepat proses keterlibatan antara semua pihak di kawasan, terutama antara pemerintah dan kelompok Masyarakat Sipil.

"Tujuannya, untuk memastikan bahwa penciptaan Komunitas ASEAN memberikan kontribusi bagi kesejahteraan semua, bukan hanya kepada sektor swasta baik terhubung atau pemerintah elit," katanya.

Sebuah komunitas yang peduli dan berbagi, seperti yang dibayangkan untuk sosial budaya masyarakat ASEAN, harus mencirikan upaya regional ASEAN.

"Dalam pandangan kami ada banyak ruang bagi kita untuk meningkatkan kerjasama untuk memperkuat pilar ketiga komunitas ASEAN," kata Wapres.

Terkait dengan forum, Wapres mengharapkan diskusi dan pertukaran yang akan berlangsung akan memperkaya pemahaman tentang pentingnya Komunitas ASEAN 2015.

Keterlibatan pemain kunci utama di wilayah ini, kata Boediono, mulai dari akademisi, pembuat kebijakan, sektor publik dan swasta dalam forum ini merupakan langkah penting menuju yang lebih inklusif yang berpusat pada rakyat ASEAN.(*)

(ANT)



Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011