Sentani (ANTARA News) - Jenazah Pendeta Ridwan Sam Maluegha, salah seorang korban kecelakaan pesawat Merpati Nusantara Airlines MA-60, Selasa, dimakamkan di pemakaman umum Pos 7 Sentani, Papua.

Sebelum diantar ke tempat pemakaman, para pengantar jenazah melakukan ibadah pelepasan di rumah duka pada pukul 10.00 WIT.

Wartawan ANTARA di Sentani melaporkan sejumlah warga Sentani, terlihat ramai mengantarkan jenazah teknisi Bank Mandiri itu ke tempat peristirahatan terakhir di pemakaman umum Pos 7 Sentani pada pukul 11.45 Wit.

Kepergian Pendeta Ridwan menghadap Sang Khalik itu meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarganya, termasuk masyarakat setempat dan teman-temannya.

Engel Wally, salah satu teman sejak kecil mengatakan, semasa hidupnya Pendeta Ridwan merupakan sosok yang dermawan, pandai bergaul dan sopan serta pekerja keras.

Sang istri Ny Ridwan nampaknya belum bisa menerima kepergian suami tercinta itu, sehingga selama dalam perjalanan ke pemakaman berkali-kali jatuh pingsan hingga harus diboyong oleh saudaranya.

Begitu pula kedua orang tua, karena kematian si bungsu dari lima bersaudara itu sangat tidak wajar dan sungguh tragis.

"Sampai saat ini saya belum percaya kalau anak saya sudah pergi, karena saya masih merasa kalau dia lagi berangkat kerja," terang Yapet, ayah korban.

Menurut dia, dirinya tidak ada firasat sebelumnya akan musibah yang merenggut nyawa putra bungsunya itu.

Dengan nada sedih, ia mengatakan, ia tidak menyangka kalau anaknya yang baru dikaruniai satu putri itu pamit dari rumah ingin melaksanakan tugas kantor di Manokwari, Sorong, dan Bintuni, akan pergi untuk selamanya.

Jenazah Pendeta Ridwan Sam Maluegha tiba di Jayapura pada Senin (9/5) pukul 17.30 Wit, lalu disemayamkan satu malam di rumah duka di Jalan Pasar Lama Sentani, Kabupaten Jayapura.

Pendeta Ridwan Sam Maluegha menutup usia pada usia 32 tahun dengan

meninggalkan satu istri yakni Ridwan Simanjuntak dan satu putri usia empat tahun.

(KR-HLM/E011)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011