Jenewa (ANTARA News) - Presiden RI, Dr H Susilo Bambang Yudhoyono menerima Penghargaan "Global Champion for Disaster Risk Reduction" yang diumumkan di Jenewa oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon.

Penghargaan tersebut dilakukan bersamaan dengan Opening Ceremony Sidang ke-3 Global Platform for Disaster Risk Reduction yang dihadiri Direktur Bank Dunia Sri Mulyani Indrawati , di Jenewa , Selasa siang.

Dalam kesempatan itu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan sambutannya melalui video bahwa ia merasa berterima kasih atas penghargaan yang diberikan merupakan hasil kerja keras seluruh bangsa Indonesia. "I accept this as recognition of the determination and hard work of all Indonesian in responding to the challenges of natural disasters," ujarnya.

Menurut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Indonesia merupakan negara yang paling rentan terhadap bencana alam dan sebagai konsekuensinya, menghadapi bencana telah menjadi sangat tertanam dalam pola pikir nasional.

"Jika ada sesuatu yang baru dalam strategi jangka pendek, menengah dan panjang, maka pembangunan jangka panjang itu adalah pengurangan risiko bencana," katanya.

Dikatakannya Indonesia telah membentuk Undang-Uundang pada 2007 yang membuat pengurangan risiko bencana merupakan faktor wajib dalam semua perkembangan baik di pabrik, bangunan, prasarana, kantor, sekolah, rumah, dan lainnya.

Manajemen bencana adalah salah satu prioritas utama pemerintah dan sejak tahun 2008 anggaran yang dialokasikan meningkat oleh beberapa persent 1.000, demikian Presiden SBY.

Pengumuman pemberian penghargaan tersebut dilakukan di depan 82 delegasi negara yang 17 di antaranya dipimpin menteri dan pejabat setingkat menteri, 24 organisasi internasional, dan dihadiri 2500 delegasi dari seluruh dunia, termasuk Delegasi RI yang dipimpin Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Sekjen PBB, Ban Ki Moon menyampaikan bahwa pemberian penghargaan tersebut diharapkan dapat menjadi pendorong bagi masyarakat internasional untuk mencontoh keberhasilan Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesadaran pentingnya pencegahan bencana, serta menerapkannya dalam kebijakan nasional yang efektif.

"Sekjen PBB menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan penghargaan kepada Presiden RI sebagai global champion di bidang DRR atas keberhasilan Indonesia menerapkan dan mengimplementasikan kebijakan di bidang ini secara baik".

Pemerintah RI juga diapresiasi atas kontribusi aktifnya dalam berbagai kebijakan pencegahan resiko bencana di seluruh tingkatan, serta mendorong peningkatan investasi di bidang pencegahan resiko bencana.

"Kami menyambut baik penganugerahan penghargaan tersebut sebagai dorongan lebih lanjut upaya nasional di bidang pengurangan resiko bencana yg melibatkan pilar pemerintah, masyarakat dan dunia usaha," ujar Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Sementara Wakil Tetap RI untuk PBB, WTO dan Organisasi Internasional lainnya di Jenewa, Duta Besar Dian Triansyah Djani, mengatakan diberikannya penghargaan tersebut merupakan wujud nyata penghargaan dunia atas kepeloporan, komitmen dan dedikasi Presiden RI maupun Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai bencana alam, maupun berbagai upaya inovatif dalam pengurangan resiko bencana.

Komitmen tersebut dinilai telah dirasakan manfaatnya tidak saja dalam penanggulangan bencana di tanah air, namun juga peran dan bantuan Indonesia di kawasan maupun di seluruh dunia.

Sidang ke-3 Global Platform for DRR yang diselenggarakan tanggal 8-13 Mei 2011 tersebut merupakan pertemuan dua tahunan yang menjadi forum tingkat tinggi dalam kerangka PBB yang membahas mengenai pencegahan dan penanganan bencana.

Sementara itu Sri Mulyani dalam sambutannya menyebutkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhono layak menerima penghargaan tersebut karena berhasil dalam mengatasi berbagai tantangan yang ada selama ini.

Pada tahun ini, Sidang ke-3 Global Platform for DRR merupakan suatu pertemuan yang diharapkan dapat menjadi kesempatan bagi para pemimpin dunia, pejabat pemerintahan, parlemen, aktivis LSM, maupun pejabat-pejabat daerah untuk memperkuat upaya-upaya pencegahan dan membangun ketahanan masyarakat dalam mengurangi dampak bencana.

Sidang akan ditutup pada tanggal 13 Mei mendatang dan diharapkan menghasilkan outcomes berupa sejumlah rekomendasi arah dan fokus kebijakan, memperkuat dan memajukan implementasi DRR pada tingkat nasional dan lokal, serta memperkenalkan sejumlah investasi-investasi dan komitmen-komitmen baru. (*)

(ZG/ANT)





Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011