Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Kabinet Dipo Alam mengatakan silaturahim antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Pengurus Pusat Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia (PGLII) serta Dewan Da`wah Islamiyah Indonesia (DDII) sangat bermanfaat untuk membina umat.

Kedua organisasi itu bersilaturahim dengan Presiden di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, dalam jam yang berbeda.

Dipo mengatakan pengurus PGLII yang mewakili 93 gereja dan 104 lembaga-lembaga layanan Kristiani ini menyampaikan komitmennya sebagaimana yang telah dituangkan di dalam tema musyawarah nasional PGLII ke-10.

Intinya, katanya, ajakan bagi masyarakat dan bangsa untuk bersama-sama bergandengan tangan membangun bangsa, sesuai dengan cita-cita yang tertulis di dalam pembukaan UUD 1945, dengan tetap menjaga keutuhan Negara kesatuan RI atas dasar Pancasila dan kebhinekaan.

Sementara pada pertemuan Presiden dengan DDII ada dua hal yang disampaikan. Pertama, kepengurusan DDII dalam pembinaan umat dengan menyebarkan dai ke wilayah perbatasan.

Kedua, kaderisasi ulama agar ulama benar-benar memahami Islam dan juga mendakwahkan Islam sebagaimana yang dipahami dan didakwahkan oleh Rasulullah SAW. Apabila hal ini sudah dipahami, maka DDII meyakini Islam akan muncul dengan sosoknya yang menjadi rahmat bagi alam semesta.

Presiden, kata Dipo, menyambut baik dan mendukung usulan dengan harapan agar segala perangkat perundang-undangan yang berkaitan dengan pengaturan kerukunan antarumat beragama terus diusung.

Presiden SBY berharap agar semua lapisan masyarakat dapat merasakan dakwah yang diusung oleh DDII dan berjanji untuk menuangkan pikirannya ke dalam sebuah tulisan untuk diserahkan ke DDII.

Dipo berharap agar dialog antar pimpinan agama dengan Presiden dan pemerintah seyoganya dapat dilakukan dalam kesejukan dan rasa saling percaya antara satu sama lain.

Ia juga berharap agar para pemimpin agama dapat membina umatnya dan menjalin hubungan baik dengan lintas agama, intraagama dan juga dengan pemerintah.(*)

(Tz.U002/E001)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011