Jakarta (ANTARA News) - Perburuan sumber daya di Arktik, Kutub Utara, memantik ketegangan militer di wilayah itu, seperti dibeberkan Greenpeace, Jumat, mengutip kawat diplomatik bocor dari Wikileaks.

Sementara itu para menteri luar negeri dari negara-negara Artik berkumpul di Greenland.

"Bocoran terbaru dari Wikileaks menunjukkan bagaimana perebutan sumber daya di Arktik telah memicu ketegangan militer di wilayah itu karena sumber NATO mencemaskan terjadinya konflik bersenjata dengan Russia," kata Greenpeace seperti dikutip AFP.

Menurut kelompok pemerhati lingkungan itu, kawat diplomatik yang dibocorkan WikiLeaks itu menunjukkan bagaiamana 'Manuver Russia untuk mengklaim sebuah lahan yang sangat luas di Arktik', sementara Amerika Serikat ingin mempertahankan posisinya di Greenland, sehingga ketegangan terus memuncak antar anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara itu.

Dalam nota diplomatiknya, AS, misalnya menulis 'jangkauan kami yang intensif kepada para pemimpin di Greenland akan memberanikan mereka menolak berbagai pilihan palsu antara AS dan Eropa'.

Sementara PM Kanada, Stephen Harper, seperti dikutip beberapa sumber diplomat, mengatakan bahwa kehadiran NATO di Arktik akan memberikan pengaruh yang terlalu banyak terhadap para anggota NATO non Artik di wilayah yang bukan milik mereka itu.

Greenpeace menuduh bocoran kabel itu 'menunjukkan sesuatu yang mencemaskan'.

"Ketimbang membahas mencairnya gunung es di Arktik sebagai pendorong untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, para pemimpin negara-negara Arktik malah membuang dana untuk membeli persenjataan guna berperang merebut minyak yang terkandung di Arktik," tuduh Ben Ayliffe dari Greenpeace.

"Mereka berperang untuk memperebutkan bahan bakar fosil yang bahkan menjadi penyebab utama mencairnya gunung es. Ini seperti menyiram api dengan bensin," tambahnya.

Para diplomat utama AS, Russia, Kanada, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, dan Swedia bertemu di ibukota Greenland, Kamis, untuk menentukan aturan pembukaan wisata memancing, eksplorasi minyak dan mineral di Kutub Utara. (*)

Liberty

Penerjemah:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011