Untuk sementara hasil pengecekan kami pada ayam mati mendadak di kawasan itu saja yang disebabkan flu burung, sedangkan tempat lain akibat penyakit lain yang biasa terjadi akibat merubahan musim (pancaroba).
Muara Teweh (ANTARA News) - Ratusan ayam peliharaan masyarakat di sejumlah tempat di Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, yang mati secara mendadak dalam sebulan terakhir positif akibat virus H5N1 atau flu burung.

"Ayam mati akibat flu burung ini hanya pada kawasan tertentu, jadi tidak di semua tempat disebabkan virus yang berbahaya bagi kesehatan manusia," kata Kepala Bidang Pengendalian Hama Penyakit pada Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Barito Utara (Barut), Anang Junaidi, di Muara Teweh, Rabu.

Menurut Anang, ayam mati akibat flu burung itu untuk sementara hanya ditemukan di kawasan Karang Jawa Kelurahan Melayu Muara Teweh pada 12 April 2011, yang kemudian sampelnya dilakukan uji klinis lanjutan ke Laboratorium Kesehatan Hewan di Palangka Raya.

Indikasi disebabkan flu burung, kata dia, memang sudah diketahui ketika petugas melakukan pengecekan sejumlah ayam mati di kawasan tersebut melalui alat uji cepat ('rapid test') yang menunjukan dua garis yang artinya ada indikasi disebabkan virus H5N1.

"Untuk sementara hasil pengecekan kami pada ayam mati mendadak di kawasan itu saja yang disebabkan flu burung, sedangkan tempat lain akibat penyakit lain yang biasa terjadi akibat merubahan musim (pancaroba)," katanya.

Anang menjelaskan, ayam mati mendadak akibat perubahan musim dalam sepekan terakhir ini terus meluas bahkan sudah menyerang ternak ayam milik warga selain di Muara Teweh, juga di sejumlah desa dan kecamatan di daerah ini.

Ayam mati mendadak itu juga terjadi pada ayam bukan ras (buras) milik warga di Kelurahan Lahei Kecamatan Lahei, di daerah tersebut ada sekitar 30 ekor ayam mati.

Selain itu sekitar 200 ekor ayam ras petelur pada awal bulan lalu di UPTD Peternakan milik Pemkab Barito Utara, kilometer 5 Jalan Negara Muara Teweh - Puruk Cahu juga mati mendadak.

"Hasil pengecekan petugas ayam yang mati mendadak di tempat tersebut bukan akibat flu burung melainkan penyakit lain diantaranya 70 persen akibat berak kapur, namun ada juga disebabkan berak hijau, berak darah dan tetelo atau ND namun prosentesenya kecil," kata dia menjelaskan.

Anang mengatakan, untuk mencegah meluasnya ayam mati akibat berbagai penyakit itu pihaknya telah melakukan penyemprotan menggunakan bahan cairan (disinfektan) ke sejumlah kandang peternakan unggas milik masyarakat di kabupaten pedalaman Sungai Barito ini.

Selain itu masyarakat dihimbau untuk mengubur dan membakar bangkai ayam yang mati guna mencegah lebih meluas dan bertambahnya ayam mati serta mencegah penularan penyakit yang bisa ditularkan binatang ke manusia seperti flu burung dan rabies.

"Kami tetap waspada dan melakukan pemantauan serta pencegahan terhadap penyakit akibat virus yang berbahaya ini," katanya. (K009)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011