Surabaya (ANTARA News) - Motif kain batik asal Provinsi Jawa Timur masuk dalam catatan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dinilai memiliki corak terbanyak.

Penghargaan tersebut diberikan oleh perwakilan Muri, Sri Widayati, kepada Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim, Nina Soekarwo, di Surabaya, Rabu.

Muri mencatat Jatim memiliki 1.120 motif atau yang terbanyak hingga saat ini. Motif tersebut hasil karya perajin batik asal 22 kabupaten/kota se-Jatim sesuai karakter dan budaya masing-masing.

Rekor yang ditorehkan Jatim sekaligus memecahkan rekor sebelumnya yang dicatat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada 27 Maret 2010 dengan 1.001 motif batik.

"Keunggulan kualitas batik Jatim tak bisa diragukan lagi. Batik Jatim dikenal nomor satu apalagi yang buatan tangan karena mempunyai filosofi yang mencerminkan emosi dan karakteristik masyarakat," kata Gubernur Jatim, Soekarwo.

Menurut dia, batik merupakan bagian dari nasionalisme yang harus dilestarikan.

"Oleh sebab itu, motif batik juga harus mengangkat legenda rakyat agar lebih menarik pasar," katanya.

Gubernur mengemukakan bahwa 67 persen atau sekitar Rp520 triliun untuk konsumsi, seperti pangan, sandang, dan rekreasi.

Sementara pendapat per kapita masyarakat Jatim sebesar 3.000 dolar AS per tahun.

"Menurut para ahli, kalau pendapatan masyarakat sudah di atas 2.000 dolar AS per tahun biasanya tergolong mampu membeli pakaian. Ini merupakan peluang bagi perajin batik," katanya.

Oleh sebab itu, dia meminta para perajin batik meningkatkan kreatiivitasnya dan pasar untuk mereka perlu dibenahi.

Sementara itu, Nina Soekarwo, menambahkan, kepengurusan Dekranasda yang sudah dibentuk 38 kabupaten/kota se-Jatim untuk mendorong dan memfasilitasi kerajinan yang dihasilkan para perajin di daerah.

"Hal ini perlu agar kesejahteraan masyarakat perajin bisa meningkat. Di Jatim terdapat 549.500 unit perajin yang menyerap tenaga kerja 211.205 pekerja," katanya.

Menurut istri Gubernur itu, para perajin batik mempunyai daya saing tinggi dan beberapa menembus pasar luar negeri.(*)
(T.M038/Z003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011