Dari 467 kasus HIV/AIDS yang didata Yayasan Kipas, 61 persen merupakan laki-laki dan 39 persen perempuan.
Bengkulu (ANTARA) - Yayasan Kipas Bengkulu menyebutkan 93 persen pengidap HIV/AIDS di Provinsi Bengkulu masih dalam usia produktif dengan kisaran usia 19 hingga 35 tahun.

"Pengidap HIV/AIDS yang kami catat ada sebanyak 467 kasus, dan didominasi usia produktif," kata Direktur Yayasan Kipas Bengkulu Merly Yuanda di Bengkulu, Jumat.

Ia merinci orang dengan HIV/AIDS (odha) untuk golongan usia 1 hingga 12 tahun sebanyak 1 persen, usia 13 hingga 18 tahun sebanyak 4 persen, usia 19 hingga 24 tahun sebanyak 36 persen.

Sedangkan usia 24 hingga 35 tahun mendominasi hingga 57 persen dan usia 35 tahun ke atas sebanyak 2 persen.

"Jadi 93 persen merupakan usia muda atau produktif dengan usia antara 19 hingga 35 tahun," ujarnya.

Ia menambahkan dari 467 kasus HIV/AIDS yang didata Yayasan Kipas, 61 persen merupakan laki-laki dan 39 persen perempuan.

Sedangkan media penularan 50 persen akibat seks tanpa pengaman, 36 persen tertular dari penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan 14 persen tidak diketahui latar belakang penularannya.

"Bahkan kami menemukan 12 kasus positif HIV/AIDS yang tidak memiliki latar belakang perilaku hidup menyimpang seperti seks bebas atau pengguna narkoba," jelasnya.

Merly mengatakan, data ini bisa dijadikan bahan untuk mengintervensi kebijakan dalam menanggulangi HIV/AIDS di Bengkulu.

Sementara itu, Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bengkulu Arna Maretha mengatakan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu hanya mencatat 226 kasus HIV/AIDS.

"Memang data Dinkes ini juga didominasi usia produktif dan pengidap laki-laki mencapai 58 persen dan perempuan 42 persen," katanya.

Ia menambahkan, dari 226 kasus tersebut, 60 persen tertular lewat seks bebas, penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian sebanyak 30 persen, dan 10 persen lewat media lain seperti transfusi darah, tato, dan perinatal.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011