Denpasar (ANTARA News) - Institut Seni Indonesia Denpasar mengundang siswa kelas tiga SMA maupun SMK untuk menyaksikan penampilan karya cipta tari, tabuh, dan pedalangan mahasiswa lembaga pendidikan tinggi seni tersebut.

"Sebanyak 60 mahasiswa yang mengikuti ujian akhir masing-masing menampilkan karya terbaiknya di kampus setempat selama empat hari, 24-27 Mei 2011," kata Dekan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar I Ketut Garwa, di Denpasar, Minggu.

Ia mengatakan lulusan SMA dan SMK itu sangat diharapkan untuk bisa menyaksikan penampilkan karya cipta seorang mahasiswa seni, dengan harapan ada niatnya untuk melanjutkan pendidikan di ISI Denpasar.

Ujian akhir ke-60 mahasiswa yang masing-masing menampilkan karya cipta tabuh dan tari terbaik itu akan diiringi puluhan sekaa kesenian dan sanggar tari dari delapan kabupaten dan satu kota di Bali.

"Kegiatan tersebut terbuka untuk masyarakat umum, namun penonton diharapkan tidak bertepuk tangan dan sorak sorai agar tidak mengganggu konsentrasi tim penilai," harap I Ketut Garwa.

Karya garapan orisinil dari mahasiswa sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan di lembaga pendidikan tinggi seni mampu menampilkan pementasan yang beragam mulai dari kesenian klasik, kreasi, inovasi dan seni kontemporer.

Gedung Nitya Mandala ISI Denpasar tempat berlangsung ujian tugas akhir yang berkapasitas 3.000 penonton itu terbuka untuk masyarakat umum, terutama pelajar SMA dan SMK yang baru saja menyelesaikan pendidikannya.

I Ketut Garwa menambahkan, ke-60 mahasiswa yang akan menampilkan karya terbaiknya terdiri atas penciptaan jurusan tari 22 orang, jurusan kerawitan 27 orang, jurusan pendalangan empat orang, pengkajian jurusan tari empat orang, kerawitan seorang dan jurusan pedalangan dua orang.

Keberhasilan mahasiswa dalam menggarap sebuah karya cipta seni, berkat bekal ilmu yang diperolehnya selama empat tahun menggeluti pendidikan di lembaga pendidikan tinggi seni.

Karya cipta tersebut diharapkan nantinya berkembang dalam kehidupan masyarakat Pulau Dewata, sekaligus memperkaya keragaman seni budaya setempat yang tetap berakar pada tradisi, harap Ketut Garwa.

(I006/M008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011