Yogyakarta (ANTARA News) - Ilmu-ilmu sosial saat ini mengalami kemandekan sehingga perlu ada perubahan paradigma positivisme ilmu modern, kata pakar filsafat dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Arqo Kuswanjono.

"Fungsi ilmu sosial saat ini hanya terbatas pada memberi penjelasan terhadap gejala-gekala," katanya pada sarasehan Ilmu Profetik di Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

Padahal, menurut dia, sebenarnya tidak sebatas itu. Seharusnya ilmu sosial selain menjelaskan juga harus dapat memberi petunjuk transformasi, sesuai dengan cita-cita profetik yakni humanisasi atau emansipasi, liberalisasi, dan transendentalisasi.

Berkaitan dengan hal itu, pengembangan Islam sebagai ilmu masih menjadi perjuangan yang belum menemukan format dan bentuknya secara jelas.

"Padahal, Islam memiliki tugas untuk melakukan perubahan sosial yakni sesuai dengan cita-cita profetiknya dalam menciptakan masyarakat yang adil dan egaliter yang didasarkan pada iman," katanya.

Namun demikian, cara beragama model mitos masih berkembang pada kelompok literalis yang melihat Al Qur`an secara tekstual apa adanya.

"Al Qur`an dianggap sudah selesai dan tidak perlu ditafsirkan lagi. Pendekatan kontekstual tidak diperlukan karena Al Qur`an sudah melampui zaman," katanya.

Selain itu, Islam sebagai ideologi juga tampak dalam organisasi ke-Islaman yang memiliki visi dan misi untuk mendirikan khilafah Islamiyah.

Ia mengatakan, bagi mereka yang menganut paham itu beranggapan dengan dikuasainya bidang politik akan lebih mudah untuk memperjuangkan Islam dalam bidang-bidang lain.

"Mereka menganggap kehidupan keislaman sekarang belum sempurna ketika belum bernegara Islam. Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) dapat dikatakan masuk kategori tersebut," katanya.

(B015*H010/H008)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011