Tripoli (ANTARA News) - Kepergian pemimpin Libya Muamar Gaddafi akan jadi "skenario terburuk" buat negeri, kata juru bicara pemerintah Libya Moussa Ibrahim pada  taklimat, Selasa (31/5).

"Jika Gaddafi meletakkan jabatan, takkan ada keamanan," ia memperingatkan. Juru bicara itu mengesampingkan kemungkinan pemimpin Libya tersebut meninggalkan jabatannya.

Iia mengatakan Gaddafi tak membahas "strategi kepergian" dengan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma selama kunjungannya ke Libya pada Senin (30/5).

Pada Senin, Zuma mengatakan pemimpin Libya tersebut "siap menerima usul Afrika Selatan bagi gencatan senjata" tapi tak mengatakan bahwa Gaddafi siap untuk meletakkan jabatan.

Pemrotes Libya telah menyerukan penggulingan Gaddafi, yang telah memerintah negeri itu selama 41 tahun, setelah protes di Tunisia dan Mesir.

Negara besar dunia --Inggris, AS dan Prancis-- pada 19 Maret melancarkan serangan udara dan laut terhadap pasukan Gaddafi setelah Dewan Keamanan mensahkan satu resolusi untuk memberlakukan zona larangan terbang di wilayah udara Libya dan mensahkan "semua tindakan yang diperlukan" guna melindungi warga sipil di Libya.

NATO secara resmi telah mengambil-alih komandan dan wewenang operasi militer terhadap Libya dari AS pada 31 Maret.
(C003/A011)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011