Jakarta (ANTARA News) - Peneliti dan sejarawan LIPI Dr Asvi Marwan Adam mengatakan, tidak adanya pelajaran wajib Pancasila merupakan keteledoran sehingga diusulkan agar dalam undang-undang pendidikan bisa menjadi mata kuliah atau mata pelajaran wajib bagi seluruh siswa di Indonesia.

"Ini suatu keteledoran. Memang sejak era reformasi itu kita sangat kreatif melakukan pembubaran, BP7 dibubarkan bahkan pelajaran Pancasila juga tidak wajib lagi," kata peneliti dan sejarawan Asvi Marwan Adam kepada pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Asvi mata pelajaran Pancasila harus dicantumkan secara eksplisit dalam undang-undang sehingga menjadi suatu kewajiban dan tidak dilupakan lagi.

Asvi menilai lunturnya pemahaman akan nilai-nilai Pancasila salah satunya karena dihilangkannya mata pelajaran Pancasila sebagai mata pelajaran wajib.

Lebih lanjut Asvi menjelaskan bahwa dalam sejarahnya Pancasila mengalami delapan kali rumusan. Namun dia mengakui bahwa yang pertama kali mencetuskan ide lima butir dasar negara atau disebut Pancasila adalah Bung Karno yang diucapkannya pada pidato 1 Juni 1945.

Oleh karena itu, Asvi mengusulkan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menetapkan 1 Juni menjadi hari lahirnya Pancasila.

"Saya berharap presiden SBY bisa tetapkan 1 Juni menjadi hari lahirnya Pancasila," kata Asvi.

Hari ini MPR memprakrasai peringatan 1 Juni dengan mengundang seluruh pimpinan lembaga tinggi negara. Selain itu juga menghadirkan Presiden SBY sebagai pembicara dan juga mantan Presiden BJ Habibie maupun mantan Presiden Megawti.

Dalam acara tersebut juga dihadiri mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla, Try Sutrisno, Hamzah Haz maupun ibu Wirahadikusuma dan ibu Shinta Nuriyah.
(J004)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011