"Dengan dukungan dana yang sudah memadai itu diharapkan pelaksanaan vaksinasi anjing mampu menjangkau seluruh sasaran," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Bali Putu Sumantra di Denpasar, Jumat.
Ia mengatakan, kucuran dana oleh Sekjen Kementerian Pertanian itu diarahkan untuk menutupi kekurangan dana untuk kegiatan operasional sebesar Rp700 juta dan dukungan logistik senilai Rp1 miliar.
Program Gempar mendapat dukungan dana secara patungan antara pemerintah pusat (APBN) dan Pemprov Bali (APBD) dengan nilai total Rp20 miliar.
Putu Sumantra menambahkan, Pemprov Bali lewat APBD setempat mengalokasikan dana sebesar Rp2 miliar untuk 200.000 ekor, karena setiap ekornya dialokasikan dana Rp10.000.
Selain itu dana operasional euthanasia sebesar Rp500 juta untuk menangani 50.000 ekor anjing masing-masing sebesar Rp10.000 per ekor.
Demikian pula dana operasional dari pemerintah pusat sebesar Rp187,5 juta untuk menangani 30.000 ekor anjing, atau masing-masing sebesar Rp6.250/ekor.
Selain itu juga dana operasional euthanasia sebesar Rp22,5 juta untuk menangani vaksinasi 3.000 ekor, atau masing-masing sebesar Rp7.500/ekor.
Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementrian Pertanian RI, Ir Fauzi Luthan mengawali kegiatan vaksinasi massal tersebut awal pekan lalu (25/5) menyerahkan bantuan 200.000 dosis virus antirabies (VAR).
Vaksinasi anjing secara massal dan berkesinambungan itu sangat penting untuk menjadikan Bali bebas rabies.
Bali mengundurkan target bebas penyakit rabies dari jadwal semula pada 2012 menjadi tahun 2015. Sasaran tersebut diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Selama sepekan pelaksanaan vaksinasi massal tersebut telah menjangkau 4.587 ekor dari sasaran sekitar 300.000 ekor anjing di Bali.
(ANTARA/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011
