Jumlah dana yang diberikan kepada mahasiswa yaitu lima juta hingga delapan juta rupiah untuk perorangan dan Rp15 juta hingga Rp40 juta untuk yang berkelompok.
Mataram (ANTARA News) - 50 persen mahasiswa Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat, penerima modal usaha dari Kementerian Pendidikan Nasional gagal mengelola bantuan tersebut karena bisnis yang dijalankan tidak berkembang.

"Ada sekitar 50 persen dari total mahasiswa penerima bantuan modal yang masih menjalankan usahanya, 50 persennya gagal," kata Ketua Gerakan "Entrepreunership" Mahasiswa (Gema) Universitas Mataram (Unram), Lalu Martadinata, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, program pemberian bantuan modal usaha kepada mahasiswa tersebut dibentuk oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) untuk meningkatkan jiwa wirausaha mahasiswa.

Setiap perguruan tinggi diberi kewenangan untuk mengelola program itu.

Kemdiknas memberikan dana untuk pengembangan minat mahasiswa dalam berwirausaha kepada Unram pada 2009 dan 2010 masing-masing sebesar satu miliar rupiah, untuk mengembangkan minat berwirausaha para mahasiswa.

Martadinata, para mahasiswa yang mendapatkan bantuan modal usaha tersebut sudah melalui berbagai tahapan seleksi karena jumlah mahasiswa yang berminat cukup banyak.

Seleksi dilakukan oleh tim penilai yang terdiri atas sejumlah dosen yang berpengalaman di bidang wirausaha.

"Jumlah dana yang diberikan kepada mahasiswa yaitu lima juta hingga delapan juta rupiah untuk perorangan dan Rp15 juta hingga Rp40 juta untuk yang berkelompok," katanya.

Menurut dia, mahasiswa yang mengalami kegagalan dalam berwirausaha, tidak dibiarkan begitu saja, tetapi diberikan motivasi, sehingga tetap memiliki semangat untuk menjadi pengusaha mandiri.

Berbagai jenis usaha yang dikembangkan seperti usaha rumah makan, desain grafis atau rental internet, dan bisnis penjualan pulsa, tetapi ada juga yang melakukan budidaya ikan atau ternak unggas.

"Dari beberapa jenis usaha itu, salah satu yang mengalami kegagalan adalah bisnis pulsa telepon seluler. Mungkin karena banyak pesaing, sehingga usaha itu tidak berkembang," ujarnya.

Meskipun hanya lima persen mahasiswa yang masih mengembangkan usahanya, Martadinata menilai bahwa jumlah itu sudah cukup membanggakan.

Ia akan terus berupaya memberikan motivasi kepada mahasiswa yang masih menggeluti bisnisnya, agar kelak bisa menjadi wirausahawan sukses yang bisa mengayomi mahasiswa lainnya.

(ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011