Kami membuat model yang mudah direplikasi di tempat lain untuk meningkatkan produktifitas dan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan Indonesia. Kami juga memberikan pelatihan bagi petani.
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 14 perusahaan multinasional berkomitmen mendukung program kemitraan pembangunan pertanian berkelanjutan World Economic Forum (WEF) di Indonesia guna membantu upaya Indonesia meningkatkan produksi pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan.

Saat memberikan keterangan pers di sela pertemuan WEF Asia Timur di Jakarta, Minggu, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan perusahaan multinasional yang antara lain meliputi Nestle, Sinar Mas, Dupont, Unilever, Sygenta, Kraft, Cargill, Astra International dan Indofood tersebut akan terlibat langsung dalam usaha yang ditujukan untuk meningkatkan produktifitas pertanian, perbaikan rantai pasok produk pertanian dan kesejahteraan petani.

"Indonesia dipilih sebagai mitra karena potensi sumber daya alam dan pasar yang besar. Kepemimpinan Indonesia juga diakui ditingkat regional maupun global. Indonesia juga punya banyak inisiatif terkait ketahanan pangan dan lingkungan," katanya.

Menurut Bayu, program kemitraan pembangunan pertanian berkelanjutan tersebut mulai dipersiapkan bulan Juni dan rencananya direalisasikan pada bulan Juli tahun 2011.

"Program ini akan dilakukan selama tiga tahun dan evaluasinya akan disampaikan dalam pertemuan WEF di Davos tahun 2012," katanya.


Tingkatkan produksi

Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, program kemitraan sektor pertanian tersebut ditargetkan dapat meningkatkan produksi hasil pertanian sampai 20 persen, mengurangi emisi karbon sebesar 20 persen dan menurunkan 20 persen kemiskinan di pedesaan.

Namun Hatta Rajasa belum bisa menyebutkan kerangka waktu pencapaian target tersebut, juga dana yang diinvestasikan untuk merealisasikannya.

"Detil program nanti akan kami susun bersama para mitra. Yang jelas meliputi perbaikan rantai pasok, peningkatan produksi, manajemen risiko, peningkatan pendapatan petani dan harmonisasi standar," tambah Bayu.

Berkenaan dengan hal itu Direktur Utama PT Nestle Indonesia Arshad Chaudhry mengatakan pihaknya akan terlibat dalam usaha peningkatan produktifitas perkebunan kakao dan kesejahteraannya petani kakao.

Arshad menyebutkan Nestle Indonesia bekerja sama dengan pemangku kepentingan kepentingan terkait membuat model perkebunan kakao di Sulawesi untuk meningkatkan produktifitas perkebunan dan kualitas kakao petani.

"Kami membuat model yang mudah direplikasi di tempat lain untuk meningkatkan produktifitas dan mendukung upaya peningkatan ketahanan pangan Indonesia. Kami juga memberikan pelatihan bagi petani," katanya.

Di samping itu, dia melanjutkan, Nestle juga membantu peternak sapi perah di Jawa Timur meningkatkan kualitas dan kuantitas produk susu.

Sementara Franky Oesman Widjaja dari PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk mengatakan pihaknya terlibat dalam upaya peningkatan kapasitas produksi minyak kelapa sawit melalui bantuan akses pembiayaan peremajaan kebun bagi petani kelapa sawit.

"Kami merancang tabungan peremajaan kebun untuk tiga tahun bagi petani kelapa sawit," katanya.

Direktur Utama Astra International Prijono Sugiarto mengatakan pihaknya juga akan melibatkan diri dalam usaha peningkatan produktifitas kelapa sawit dan pengembangan industri hilir kelapa sawit.

(T.M035/B/A011/A011) (ANTARA)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011