Kuala Lumpur (ANTARA News) - Setidaknya 41 situs pemerintah Malaysia diretas semalaman tetapi tidak ada data pribadi dan keuangan yang dicuri, kata para pejabat pemerintah seperti dikutip Reuters, Kamis. Ngeri jiran itu menjadi target terbaru perang cyber yang dikobarkan para aktivis.

Komisi Komunikasi dan Multimedia Malaysia mengatakan dalam serangan itu, 51 situs dibobol dan setidaknya 41 dari semua situs itu nyata terganggu.

Serangan yang dimulai sesaat sebelum tengah malam Rabu kemarin menyusul peringatan kelompok Anonymous, yang mengancam akan menyerang portal resmi pemerintah untuk menghukum sensor mereka terhadap WikiLeaks, situs yang bertujuan mengekspos pemerintah dan perusahaan dengan membeberkan dokumen-dokumen rahasia.

"Pantauan kami dari situasi menunjukkan bahwa ada pengurangan dalam tingkat serangan pada jam 4 pagi ini dan pada evaluasi lebih lanjut, sejauh ini, kami mengukur bahwa ada sedikit dampak terhadap pengguna Malaysia sebagai hasilnya," demikian komisi komunikasi itu dalam sebuah pernyataan.  

Mereka tidak menyebut nama situs yang diserang tetapi targetnya termasuk portal online pemerintah dan laman web departemen kebakaran serta layanan darurat dan komisi transportasi publik darat.
 
Kepala kepolisian Malaysia Ismail Omar mengatakan kepada Reuters sejauh ini tidak ada data pribadi dan keuangan yang dicuri tetapi pemerintah berusaha memeriksa skala serangan.

Belum jelas apakah serangan dilancarkan oleh Anonymous atau peretas lain.

Anonymous adalah kelompok aktivitas global yang mengampanyekan kebebasan internet yang secara rutin berusaha menutup situs bisnis atau organisasi lain yang mereka lawan.

Para aktivis meraih ketenaran saat mereka berhasil melumpuhkan situs MasterCard dan Paypal yang menghentikan layanan keuangan WikiLeaks.

Banjir serangan cyber di perusahaan dan institusi multinasional, mulai dari Dinas Rahasia AS (CIA) hingga Citigroup dan Dana Moneter Internasional, sudah meningkatkan perhatian bahwa pemerintah dan sektor swasta berjuang mempertahakan diri melawan para peretas.

Dalam posting internet awal, Anonymous menyebut sensor Malaysia terhadap film dan televisi serta pemblokiran situs berbagi data sebagai bentuk penyangkalan hak asasi manusia.  

Komisi komunikasi Malaysia minggu lalu melarang 10 situs berbagi data dan meminta penyedia layanan internet seperti Telekom Malaysia dan Maxis untuk memblokir aksesnya.   

Pelarangan itu sudah membuat marah penduduk Malaysia, dan Kamis ini beberapa orang memakai Twitter untuk mengungkapkan dukungan atas serangan cyber tersebut.  

"Kini saatnya menghitung berapa banyak situs yang sudah diserang," tweet Rhyden di Twitter. "Saya tahu tim pertahanan IT pemerintah (kualitasnya) menyedihkan."  (*)

Nenny

Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011