Batam (ANTARA) - Batam diproyeksikan menjadi pusat logistik penunjang industri minyak dan gas (migas) di Indonesia, ujar Direktur Industri Logam Kementerian Perindustrian, Putu Surya Wiryawan, di Batam, Kamis.

Nantinya, kata dia, segala kebutuhan pipa baja pengeboran minyak lepas pantai di Indonesia akan terdapat di Batam.

Pemerintah akan mengatur usaha perdagangan impor dan industri logam terutama baja yang ada di Batam agar lebih maju, kata Putu.

"Perusahaan pengimpor hanya boleh mengimpor bahan baku. Atau, kalau berbentuk pipa, harus yang setengah jadi. Proses akhirnya harus di Batam," tambah dia.

Kebijakan itu untuk melindungi dan mendorong produsen pipa baja lokal agar bisa berkembang.

"Bila semua diimpor maka, industri logam tidak akan mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Batam hanya akan jadi gudang barang impor saja," ucap Putu.

Putu mengakui akhir-akhir ini industri pipa untuk keperluan pengeboran minyak dan gas lepas pantai di Batam mengalami penurunan akibat masuknya pipa baja jadi dari China yang harganya lebih murah.

"Itu memang sempat terjadi, namun saat ini pemerintah telah memberikan proteksi dan prioritas pada produsen lokal," ucap Putu.

Anggota 2 Deputi Bidang Pelayanan Jasa, Badan Pengusahaan (BP) Batam, Fitrah Komaruddin mengatakan saat ini telah melarang pelaku impor pipa baja melakukan inpor produk jadi.

"Impor boleh, tapi bukan barang jadi," kata dia.

Menurut Fitrah, saat ini ada delapan perusahaan industri yang bergerak dalam bidang pembuatan pipa pengeboran minyak lepas pantai di Batam.

"Mereka harus dilindungi agar bisa berkembang dan menyerap tenaga kerja lebih banyak," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011