Pekanbaru (ANTARA News) - Penyanyi dan pencipta lagu Melly Goeslaw mengaku kerap frustasi dalam berkarya karena pembajakan terhadap hak atas kekayaan intelektual (HAKI) yang tak menghargai karya cipta seniman.

"Saya sering frustasi untuk menciptakan karya karena marak sekali pembajakan karya cipta," kata Melly kepada ANTARA News di Pekanbaru, Kamis.

Melly berkunjung ke Pekanbaru untuk menyosialisasikan HAKI dan berkampanye melawan pembajakan.

Selama dua bulan terakhir, mantan vokalis grup band Potret itu berkeliling daerah sebagai Duta Perlindungan HAKI.

Menurut dia, aksi pembajakan hak cipta karya seni khususnya di dunia musik makin marak seiring dengan perkembangan teknologi digital.

Penjualan produk cakram lagu bajakan "menjamur" hingga ke pusat perbelanjaan di berbagai daerah.

Istri musisi Anto Hoed itu mengatakan, pembajakan HAKI tumbuh subur karena penegakan hukum masih sangat lemah.

"Penegakan hukum masih sangat lemah tak seperti apa yang dikampanyekan," kata wanita yang kerap tampil nyentrik saat beraksi di panggung itu.

"Saya juga jadi enggan bikin album karena sudah biaya mahal nanti dibajak, lebih baik produksi single saja," ujar putri tunggal mendiang penyanyi Melky Goeslaw itu.

Menurut dia, maraknya pembajakan HAKI sangat memukul seniman juga industri musik dari segi finansial.

Industri memang merespons dengan mencari pemasukan dari bisnis nada dering (ring back tone) di telepon seluler namun Mely mengatakan hal tersebut justru memangkas kreativitas musisi di masa depan.

"Kalau dulu saya membuat satu lagu akan membuat sebaik-baiknya dari intro, reffrain sampai coda. Tapi, dengan bisnis ring back tone, maka yang penting reffrain saja karena itu yang akan dipakai. Ini sebenarnya sangat disayangkan," katanya.
(T.F012/B009)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011