Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan, pihaknya berupaya mengoptimalkan budi daya rumput laut untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Banten dari sektor kelautan dan perikanan.

"Budidaya rumput laut ini memiliki prospek cukup bagus karena permintaan pasarnya cukup tinggi dan masih terbuka luas. Rumput laut merupakan bahan baku untuk aneka jenis minuman, makanan bahkan industri," ujar Atut di Jakarta, Senin.

Dikemukakannya bahwa upaya pemerintah provinsi Banten menekan angka kemiskinan lewat budi daya rumput laut ini juga sudah mulai terlihat hasilnya dengan panen raya rumput laut pada Mei 2011.

Budi daya rumput laut dilakukan di Desa Cigorondong, Kecamatan Sumur, Pandeglang, di areal seluas 75 hektare di sepanjang Pantai Desa Cigorondong mampu menghasilkan 80 ton setiap kali panen. Panen itu dilakukan 45 hari sekali.

Besarnya potensi ekonomis rumput laut dengan pasar yang terbuka di wilayah Serang dan Jakarta, menurut Gubernur Ratu Atut, membuat warga setempat semakin antusias.

Terlebih lagi rumput laut jenis cotton dan jumbo cukup baik untuk dikonsumsi maupun bahan kosmetik dan lain-lain. Budi daya rumput laut selain harganya menjanjikan, juga pengelolaan terbilang sederhana serta kebutuhan modal relatif kecil, katanya.

Untuk kebutuhan industri, rumput laut di antaranya menjadi bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi, semir sepatu, dan pabrik cat, serta bisa dimanfaatkan untuk pupuk tanaman, campuran pakan ternak dan bahan baku kosmetik. Rumput laut dikenal juga sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti asma dan bronkhitis.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Banten Suyitno mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil menjalankan 9 dari 10 indikator yang ditetapkan dalam target pembangunan tahun 2010 yang berimbas pada Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD).

Indikator itu di antaranya peningkatan jumlah kelompok usaha bersama (KUB) yang ditarget 50 kelompok saja yang mendapat bantuan per tahun, berhasil diwujudkan sebanyak 96 kelompok. Atau mencapai target hingga 192,0 persen.

Indikator utama lain adalah peningkatan konsumsi ikan yang ditarget 23 kg perkapita berhasil dicapai sebesar 23,5 kg perkapita. Ekspor perikanan yang ditargetkan sebanyak 210 ton, dapat tercapai hingga 456,594 ton atau mencapai 217,59 persen dari target yang ditetapkan.

"Peningkatan produksi perikanan yang ditargetkan 145.053,97 ton berhasil diwujudkan hingga 145.876 ton. Peningkatan produksi perikanan ini tidak lepas dari adanya peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya rumput laut," ujar Suyitno.(*)
(ANTARA)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011