Kami yakin kolaborasi ini akan memperkuat upaya kami meminimalkan dampak kerusakan lingkungan di negara ini.
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Lingkungan Hidup RI dan Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) Amerika Serikat menandatangani kerja sama pertukaran pengetahuan dan pengalaman di bidang lingkungan hidup.

"Kami yakin kolaborasi ini akan memperkuat upaya kami meminimalkan dampak kerusakan lingkungan di negara ini," kata Menteri LH Gusti Muhammad Hatta saat menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) kerja sama lingkungan Indonesia-AS di Jakarta, Senin.

Indonesia, lanjut dia, mengakui bahwa kerja sama internasional dengan komitmen yang kuat juga merupakan kunci sukses untuk mengurangi dampak lingkungan global.

EPA Amerika, ujarnya, memiliki banyak pengalaman dalam menangani berbagai isu lingkungan terkait perbatasan dengan negara tetangga, rehabilitasi kawasan pertambangan dan kawasan tercemar berat.

Sementara itu, Duta Besar AS Scott Marciel mengatakan Indonesia merupakan mitra penting AS untuk memperkuat perlindungan lingkungan global.

"Kami menyambut baik kerja sama dengan Indonesia untuk melindungi lingkungan hidup dan meningkatkan kualitas kesehatan. Amerika dan Indonesia akan berbagi pengalaman dan pengetahuan," kata Marciel.

MoU ini meliputi pencegahan dan pengelolaan emisi gas rumah kaca, pencemaran udara dan air, limbah, degradasi lingkungan, edukasi serta kampanye lingkungan dalam bentuk kerja sama transfer teknologi dan pertukaran informasi seperti seminar, pelatihan, kunjungan studi, publikasi bersama hingga proyek bersama.

Kerja sama dengan EPA ini juga termasuk program manajemen kualitas udara Jakarta "Breath Easy, Jakarta" suatu program kemitraan antara EPA dan Pemda DKI dengan tujuan meningkatkan kualitas udara Jakarta.

Sementara itu Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta Peni Susanti mengatakan, tahun ini polusi udara di Jakarta telah menurun yakni 58 mgr per m3 dibanding tahun lalu yang mencapai 68 mgr per m3.

"Di mana CO2 menurun 38 persen, CO 68 persen dan NOx 80 persen. Angka 58 mgr ini jauh di bawah baku mutu 150 mgr per m3. Ini disebabkan program seperti car free day, uji emisi, dan lainnya," katanya.
(D009)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011