Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) selaku Subholding Upstream Pertamina mulai menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi melalui metode data seismik 2D Cubed.

"Kami bersyukur sampai pada tahapan kickoff 2D Cubed (Pseudo 3D) Seismic Reprocessing setelah melalui tahapan yang panjang. Kami percaya dengan dilakukannya Data Reprocessing ini akan membawa peluang besar untuk pencarian cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia," ujar Medi Kurniawan, Direktur Eksplorasi dan Penemuan Baru PHE dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan Pertamina terus melakukan upaya menjaga keberlangsungan penyediaan energi untuk negeri melalui aktifitas seismik. Seismik merupakan tahapan awal dari rangkaian proses bisnis di sektor hulu minyak dan gas bumi.

Setelah aktifitas Seismik dilaksanakan, data seismik kemudian diolah untuk didapatkan informasi yang detail mengenai data keberadaan potensi minyak dan gas bumi di bawah permukaan bumi sesuai perkembangan teknologi terbaru melalui metode 2D Cubed.

Lebih lanjut, Medi menambahkan bahwa ini merupakan lanjutan dari Komitmen Kerja Pasti PHE Jambi Merang di area terbuka, yang juga terbesar ke-3 se-Asia Pasifik dalam pengelolaan 3D Pseudo Seismic Program dengan luasan area mencapai 270.000 km2, yang tersebar dari South Makassar hingga North Java - Bali - Lombok.

"Melalui upaya ini menunjukan bahwa Pertamina berkomitmen untuk melakukan eksplorasi dengan menggunakan teknologi terbaik untuk Indonesia. Pertamina juga terbuka untuk melakukan partnership dalam menggunakan data 2D Cubed dalam melakukan kegiatan Eksplorasi selanjutnya di Indonesia," kata Agung Prasetyo, VP New Venture PT Pertamina Hulu Energi.

Pekerjaan ini, lanjut Agung akan dilaksanakan oleh TGS selaku perusahaan pengelola data energi di industri minyak dan gas bumi dengan teknologi mutakhir siap dan mampu untuk memberikan hasil pengolahan data.

"Indonesia merupakan pemain kunci di industri minyak dan gas bumi global. Dimana produksi minyak dan gas bumi mengalami penurunan beberapa waktu terakhir. Namun demikian, terdapat potensi penemuan yang belum dikelola secara optimal. Melalui pengolahan Data Reprocessing dari potensi ini, diharapkan mampu menjawab tantangan yang dihadapi industri hulu migas di Indonesia," ujar Agung.

Sementara itu, Shinta Damayanti Kepala Divisi Eksplorasi SKKMigas menyampaikan bahwa pihaknya bangga Pertamina telah menunjukkan keseriusannya dalam melaksanakan Komitmen Kerja Pasti di Area Terbuka. Salah satunya adalah Data Reprocsesing yang dilakukan sekarang, dimana hal ini sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mendapatkan data terbaru agar dapat menemukan Giant Discovery di masa mendatang.

Agus Cahyono Adi, Kepala Pusdatin Kementerian ESDM Republik Indonesia menyampaikan bahwa ini merupakan milestone yang bagus dalam rangka untuk menggali potensi migas yang ada di Indonesia.

"Ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pioner dan terobosan Pemerintah untuk memberikan kesempatan kepada KKKS untuk dapat berinvestasi di luar Wilayah Kerja dan bisa memperluas penggunaan dana di luar Wilayah Kerja eksisting," ujarnya.

Baca juga: Kementerian ESDM fokus eksplorasi cekungan migas di timur Indonesia
Baca juga: SKK Migas proyeksikan bor 538 sumur, terbesar dalam lima tahun
Baca juga: Pertamina temukan cadangan minyak dan gas bumi di Kepulauan Seribu

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022