Untuk meningkatkan populasi rusa sulit karena di penangkaran kekurangan rusa betina.
Gunung Kidul (ANTARA News)- Populasi rusa berjenis kelamin betina di penangkaran Gading Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta minim sehingga sulit berkembang biak.

"Untuk meningkatkan populasi rusa sulit karena di penangkaran kekurangan rusa betina," kata Polisi Kehutanan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi DIY, Tugimayanto, Rabu.

Menurut dia, jumlah rusa yang ada di Penangkaran Gading saat ini mencapai 27 ekor, terdiri atas 15 rusa jantan dan 12 rusa betina. Dalam setahun, penangkaran tersebut hanya mampu mengembangbiakkan atau menambah satu ekor rusa.

"Fase perkembangbiakan rusa relatif lama, yakni sejak hamil hingga menyusui," katanya.

Tugimayanto menjelaskan proses pengembangbiakan rusa dimulai dari masa ranggah atau dua tanduk rusa jantan yang berjatuhan atau terlepas.

"Tanduk yang lepas menandakan rusa jantan birahi. Mereka akan saling bertengkar untuk memperebutkan rusa betina yang jumlahnya lebih sedikit," ujarnya.

Pihak penangkaran belum lama ini telah mencoba percepatan pengembangbiakan rusa melaluli inseminasi atau metode kawin suntik buatan. Namun, populasi rusa tetap tidak bertambah.

"Kami memilih mengurangi kuantitas rusa jantan dan menambah rusa betina. Selain itu, kami memisahkan rusa betina dan jantan agar tidak saling bertengkar," katanya.

Sementara itu, dokter hewan dari BKSDA DIY, Yuni Titasari mengatakan untuk membesarkan anak rusa yang baru lahir hingga berumur empat bulan cukup sulit. Biasanya sebelum mencapai empat bulan anak rusa di penangkaran tersebut kerap mati akibat terkena penyakit saat cuaca ekstrem.

Berdasarkan data BKSDA Provinsi DIY, di Gunung Kidul, rusa di penangkaran Playen juga kawasan di hutan Wanagama. Di hutan Wanagama, rusa dikelola Universitas Gadjah Mada.

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011