Positif. Kita akan saling mendukung, kerjasama atau paling tidak saling pengertian.
London (ANTARA News) - Indonesia dan Rusia akan saling memberikan dukungan atas beberapa posisi hak asasi manusia (HAM) di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahkan kedua belah pihak telah saling memahami atas persoalan krusial yang terjadi di masing-masing negara.

Demikian benang merah konsultasi HAM bilateral keempat Indonesia-Rusia yang diadakan di kantor Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow, ujar Counsellor Kepala Divisi Pensosbud KBRI Moskow, M. Aji Surya kepada ANTARA News, di London, Jumat.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Muhammad Anshor, sedangkan pihak Rusia dipimpin oleh Direktur Kerjasama Internasional Oleg Malguinov.

Menurut Anshor, konsultasi bilateral kali ini produktif dan mampu mengangkat isu-isu terkini serta penting tentang HAM.

Selama lebih dari empat jam tanpa jeda, kedua belah pihak mencoba menerangkan posisi masing-masing secara relatif transparan.

"Positif. Kita akan saling mendukung, kerjasama atau paling tidak saling pengertian," ujarnya.

Rusia misalnya, akan terus memberikan dukungannya atas posisi Indonesia apabila soal Papua dan soal sparatisme lain diangkat dan dibahas di PBB.

Sebaliknya, Indonesia diharapkan bisa memahami permasalahan yang dihadapi Rusia terutama yang terkait dengan isu-isu HAM yang diangkat oleh negara-negara pecahan Uni Soviet.

Kedua belah pihak juga melakukan tukar pandangan dan penilaian masing-masing tentang isu tematis yang sedang dalam pembahasan hangat di PBB seperti peninjauan ulang Dewan HAM, Badan Traktat, dan situasi negara tertentu.

Indonesia diakui Rusia sebagai negara yg mengambil posisi dalam berbagai masalah HAM atas dasar prinsip-prinsip hukum internasional yang konsisten.

Dalam hal ini Rusia mengharapkan Indonesia dapat terus memainkan peranannya agar Dewan HAM dapat berfungsi secara efektif dengan mempertahankan sifatnya sebagai badan antar-pemerintah, tetap memberikan peluang dan sumbangsih masyarakat madani dan lembaga HAM nasional serta tidak lupa menjunjung tinggi derajat negara anggota.

Dari dialog tersebut dapat dikenali berbagai masalah kedua belah pihak serta diketahui berbagai posisi untuk peningkatan pemahaman.

"Diharapkan hal itu menjadi dasar kerjasama kedua belah pihak dalam pembahasan HAM di PBB mendatang," imbuh Anshor.

Konsultasi bilateral yang juga dihadiri staf KBRI Moskow dan staf Kemenlu Jakarta ini dinilai sangat konstruktif sehingga kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakannya secara reguler. (ZG)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011