Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk bekerjasama dengan sesama partai politik lain guna mewujudkan kehidupan politik yang stabil dan kondusif untuk kehidupan bangsa dan negara.

Dalam pidatonya pada pembukaan Muktamar VII PPP di Sasana Budaya Ganesha (Sabuga), Bandung, Minggu, Presiden juga mengajak seluruh pimpinan, kader, dan simpatisan PPP untuk membangun kehidupan politik yang ditopang keselarasan antara kemajuan sistem multipartai dan kokohnya sistem presidensial.

"Saya mengajak kepada pimpinan, ulama, kader, dan simpatisan PPP untuk selalu memberikan keteladanan dalam memelihara dan menyalurkan perilaku politik yang cerdas, bersih, toleran, dan santun," tuturnya.

Presiden juga mengajak seluruh kader PPP untuk menyebarkan dan menumbuhkan nilai-nilai Islami dalam kehidupan demokrasi.

Menurut Presiden, PPP telah menjadi bagian dari sejarah politik Indonesia sejak era 1970an yang menjadi tempat bergabungnya berbagai partai politik bernafaskan Islam.

PPP, lanjut Kepala Negara, telah terbukti berhasil mengatasi segala gelombak dan gejolak politik yang mengiringi sejarah Indonesia.

"Kepada para sesepuh, pimpinan, pengurus partai dari pusat sampai anak cabang, karena itu saya ucapkan terima kasih dan penghargaan atas darma bakti dan pengabdian kepada bangsa dan negara," kata Presiden.

Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Presiden kepada kader PPP di jajaran eksekutif dan legislatif baik yang berada di pusat maupun daerah atas penghargaan dan karya mereka untuk menyukseskan program-program pemerintah.

Sementara itu, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali dalam pidatonya menegaskan tidak ada alasan untuk mendirikan Negara Islam Indonesia karena Umat Islam dapat menyalurkan perjuangan melalui partai politik berlandaskan asas Islam.

Muktamar VII PPP yang diselenggarakan pada 3 juli 2011 hingga 6 Juli 2011 bertema meneguhkan dan mengembalikan PPP sebagai rumah bagi partai politik berdasarkan Islam.
(T.D013)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011