Patahan terjadi di antara Stasiun Depok Baru dan Depok Lama, atau tepatnya di dekat perlintasan pintu kereta Dewi Sartika...
Depok (ANTARA News) - Usia tua tidak bisa dibohongi seperti rel kereta api di jalur Bogor menuju Jakarta yang  patah sehingga menghambat sejumlah perjalanan.

"Rel yang berada di Km 31,6+7 patah karena usia rel sudah tua," kata Kepala Stasiun Depok, Dwi Purwanto, di Depok, Senin.

Meskipun rel tersebut patah namun kereta api masih bisa melintas dengan hati-hati. "Kecepatan harus pelan agar tidak terjadi kecelakaan," katanya

Ia menjelaskan patahnya rel kereta api baru diketahui pukul 16.15 WIB. Patahan terjadi di antara Stasiun Depok Baru dan Depok Lama, atau tepatnya di dekat perlintasan pintu kereta Dewi Sartika.

Untuk sementara, upaya menguatkan rel tua itu dilakukan dengan cara mengelas. Hingga pukul 17.45 WIB perbaikan belum selesai. Untuk Rute perjalanan menuju Bogor berjalan sesuai jadwal.

Ia menjelaskan pihaknya menerima laporan dari petugas penjaga palang perlintasan kereta Dewi Sartika, kemudian langsung menerjunkan teknisi untuk mengecek kondisi lapangan.

Sementara itu penerapan kereta commuter line pada awal hari kerja terjadi penumpukan di Stasiun Depok Baru. Ini banyak dikeluhkan oleh para penumpang yang ingin mendapatkan ketepatan waktu perjalanan kereta api.

"Penerepan Commuter Line membuat saya repot dan juga tidak nyaman, karena padat sehingga sulit untuk bergerak," kata karyawati yang bekerja di Jakarta, Ani.

Dikatakannya kereta api sebagai sarana transportasi umum yang memiliki jarak tempuh lebih cepat dibanding angkutan umum seperti bus sangat diandalkan bagi para pekerja di Jakarta.

"Naik kereta sekarang memerlukan perjuangan yang sangat keras karena harus berdesakan," ujarnya.

Ia mengharapkan agar pihak PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) memebrikan alternatif kembali kepada penumpang ekspres untuk mendapatkan kenyamanan menggunakan tarnsportasi massal tersebut.

"Walaupun harga mahal namun tetap banyak yang berminat karena mengingankan kenyamanan," katanya.

(ANT.F006)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011