PBB (ANTARA News/AFP) - Sudan Selatan, yang mengumumkan kemerdekaannya pada Sabtu lalu, akan menjadi negara anggota ke-193 Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pekan ini, demikian kata PBB, Senin.

Dewan Keamanan PBB juga telah mengesahkan sebuah resolusi pada Senin yang mengakhiri Misi PBB untuk Sudan dan menggantinya dengan yang baru, Misi PBB di Republik Sudan Selatan.

Menurut Jurnal PBB, Komisi Ad Hoc Dewan Keamanan mengenai Pengakuan akan mengadakan pertemuan tertutup Senim malam mengenai hak masuk (ke PBB) Sudan Selatan.

Pada Rabu, Dewan Keamanan mempertimbangkan sebuah resolusi yang merekomendasikan pengakuan Sudan Selatan, yang disertai dengan pernyataan singkat oleh ketua Dewan Keamanan, Menteri Urusan Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle.

Juga akan ada pembahasan di mana presiden baru negara itu, Salva Kiir yang bekas pemimpin pemberontak, akan mengambil bagian.

Kamis, Majelis Umum PBB akan bertemu pada pagi hari untuk mengumumkan secara resmi keanggotaan Sudan Selatan.

Meurut resolusi Dewan Keamanan itu, 7.000 tentara dan 900 warga sipil dari misi Sudan akan pergi pada akhir Agustus dan akan dikirim ke misi baru PBB ke Sudan Selatan dan ke pasukan PBB yang ditempatkan di kota Abyei yang diperselisihkan.

Dewan Keamanan dengan suara bulat telah mengesahkan sebuah resolusi pada akhir Juni untuk mengirim 4.200 tentara PBB dari Ethiopia ke Abyei.

Sudan Selatan mendeklarasikan kemerdekaan di hadapan puluhan ribu warganya dan sejumlah pemimpin asing Sabtu setelah hampir 50 tahun perang saudara dengan Sudan (utara) dan jutaan orang tewas.

Masyarakat internasional, dan pada khususnya AS, China, Rusia dan Uni Eropa, cepat mengakui negara terbaru itu. Tapi Sudan (utara), yang akan kehilagan sekitar sepertiga wilayahnya dan tigaperempat cadangan minyaknya, telah lebih dulu mengakuinya. Sudan Selatan, meskipun cadangan minyaknya sangat besar, termasuk di antara negara termiskin di dunia.(*)

(Uu.S008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011