Lebih dari dua puluh personel Satpol-PP Karimun menggelar razia dengan menggunakan mobil patroli di jalan-jalan utama Tanjung Balai Karimun pukul 20.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Sejumlah jalan remang-remang seperti Jalan H Arab di kawasan Puakang atau Jalan Setiabudi, wisma dan hotel tidak luput dari pemeriksaan petugas.
Koordinator razia R Toni Sugestiana mengatakan telah menjaring enam wanita penjaja seks komersial (PSK), empat terjaring saat sedang berkeliaran di Jalan Setiabudi, dua lainnya terjaring saat duduk-duduk di depan salah satu wisma di Puakang.
``Dari enam PSK yang terjaring, dua di antaranya di bawah umur`` ucapnya.
Menurut dia, keenam PSK tersebut dibebaskan setelah ada pihak yang menjamin dan membuat pernyataan agar tidak berkeliaran di tempat-tempat umum dengan pakaian kurang sopan.
``Razia ini tujuannya mewujudkan ketertiban jelang puasa. Setelah kita berikan pembinaan, mereka kita lepaskan,`` tuturnya.
Dia mengatakan, razia tersebut akan dilakukan secara kontinu dengan waktu yang tidak ditentukan. Namun, patroli rutin akan diintensifkan untuk mengawasi tempat-tempat umum dari berbagai penyakit sosial.
Patroli rutin dilakukan mengitari jalan-jalan yang sering dijadikan tempat mangkal para PSK, termasuk waria, seperti di simpang H Arab Puakang, Jalan Nusantara.
Kemudian di jalan Lubuk Semut yang biasa dijadikan warga sebagai lokasi untuk minum minuman beralkohol.
``Untuk sementara, sasaran kita wanita PSK dulu, yang lain kita lakukan sejalan dengan patroli rutin yang intensitasnya kita tingkatkan,`` katanya.
Selain itu, lanjut Toni, pihaknya juga akan merazia tempat-tempat hiburan dan panti-panti pijat yang melanggar ketentuan jadwal buka tutup selama Puasa.
``Razia tempat hiburan malam akan digelar bersama kepolisian, jadwalnya belum ditetapkan,`` ucapnya.
Maraknya PSK ``freelance`` di jalanan meresahkan warga, terutama para waria yang mangkal hingga larut malam, terutama pada akhir pekan.
``Kalau bisa razia ini setiap hari dan terjadwal, sehingga PSK dan waria tidak punya kesempatan untuk mangkal,`` kata Arifin, warga. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011