Ketika saya bertemu Pak Nur, Beliau tanya siapa yang menghembuskan isu tersebut
Depok (ANTARA News) - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Depok Suparyono menegaskan bahwa Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail tidak punya niat maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta yang akan digelar pada 2012.

"Pak Nur kan baru terpilih untuk keduakalinya menjadi wali kota Depok masa mau mencalonkan jadi gubernur. Itu sama saja melukai warga Depok," kata Suparyono ketika mengunjungi Balai Wartawan Depok, Senin.

Sampai saat ini Dewan Pimpinan Pusat (DPP) atau Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Provinsi DKI belum ada yang menghubungi mengenai rencana tersebut. Bahkan, menurut dia, Nur Mahmudi Ismail pun tidak pernah mengatakan niat maju sebagai Gubernur DKI.

"Ketika saya bertemu Pak Nur, Beliau tanya siapa yang menghembuskan isu tersebut," katanya.

Lebih lanjut Suparyono mengatakan bahwa pihaknya akan menentang pencalonan Nur Mahmudi sebagai calon gubernur DKI Jakarta. "Tidak etislah kalau maju sebagai gubernur DKI Jakarta, seharusnya beliau menyelesaikan tugas terlebih dahulu di Depok," katanya.

Suparyono menagatakan sebenarnya banyak kader PKS di DKI Jakarta yang layak dijadikan gubernur. Misalnya saja Triwicaksana, yang sudah dikabarkan untuk dicalonkan PKS di bursa pemilihan gubernur.

Namun kata dia jika memang DPP PKS telah memutuskan Nur Mahmudi Ismail dicalonkan menjadi gubernur DKI Jakarta maka dirinya akan menjalankan keputusan tersebut.

"Sebagai kader PKS kami akan selalu melaksanakan keputusan tertinggi partai," katanya.

Dikatakannya DPP PKS juga telah memerintahkan kepada DPD PKS didaerah-daerah untuk melakukan menggalng koalisi, karena untuk membangun tidak mungkin dilakukan sendirian.

"Koalisi merupakan jalan terbaik untuk membangun daerah," katanya.

Namun permasalahan yang timbul partai mana yang mau diajak berkoalisi, karena ada juga partai yang menolak berkoalisi.

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail enggan menanggapi isu pencalonan dirinya sebagai calon gubernur DKI Jakarta ketika ditanya tentang kesiapannya beliau hanya tersenyum.

"Nanti, nanti saja," katanya sambil bergegas menuju mobil dinasnya.

(F006/S019)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011