Xu telah menggunakan kekuasaan resminya untuk ikut campur pada kontrak-kontrak proyek dan untuk membantu perusahaan dan orang memperoleh tanah, promosi dan pengurangan pajak.
Beijing (ANTARA News/Reuters) - China telah mengeksekusi dua bekas wakil walikota dari kota di China timur yang sedang berkembang karena menerima suap bernilai jutaan dolar, kata mahkamah agung dan media negara, Selasa, ketika pemerintah berusaha untuk menunjukkan mereka keras terhadap korupsi.

Xu Maiyong, bekas wakil walikota Hangzhou, dan Jiang Renjie, bekas wakil walikota Suzhou, dieksekusi pada pagi hari ini, kata pengadilan dalam pernyataan singkat di laman internetnya (www.court.gov.cn).

"Xu telah menggunakan kekuasaan resminya untuk ikut campur pada kontrak-kontrak proyek dan untuk membantu perusahaan dan orang memperoleh tanah, promosi dan pengurangan pajak," menurut kantor berita resmi Xinhua.

Ia telah menerima 145 juta yuan (22,4 juta dolar AS) suap dan menggelapkan 53,59 juta yuan lagi dari sebuah perusahaan pengembang perumahan milik negara, mereka menambahkan.

Jiang menerima suap, termasuk lebih dari 108 juta yuan uang kontan dari pengembang perumahan, dan telah dihukum karena penyuapan, penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan, kata Xinhua.

Partai Komunis yang memerintah China telah berulangkali berjanji untuk membasmi korupsi pejabat, sumber utama dari ketidakpuasan masyarakat saat ekonomi yang tumbuh dengan cepat memberi para pejabat senior kesempatan untuk menggunakan kekuasaan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi.

China telah memecat pemimpin partai Komunis Shanghai yang berkuasa pada 2007 dan menteri perkeretapian awal tahun ini.

Beberapa pengkritik mengatakan perang terhadap korupsi telah terganggu oleh kurangnya pengadilan independen, ketimbang pengadilan yang menjawab pertama-tama pada partai, dan pejabat-pejabat yang tidak dibebani tanggung jawab pada pemilih atau karena media independen, yang juga diawasi dengan ketat.

(S008/B/C003)

(Uu.SYS/C/S008/B/C003) 20-07-2011 08:00:02

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011