Jika kita tidak melakukan tindakan-tndakan yang diperlukan, kelaparan akan menjadi skandal abad ini.
Roma (ANTARA News/AFP) - Program Pangan Dunia PBB Selasa mulai mengirim bantuan pangan ke Somalia, Ethiopia, dan Kenya setelah pertemuan mendadak di Roma membicarakan situasi wilayah Afrika yang dilanda kekeringan hebat itu.

Sekitar 3,7 juta orang di Somalia -- sekitar sepertiga dari penduduk negara itu -- berada di ambang kelaparan dan jutaan lain di Djibouti, Ethiopia, Kenya, dan Uganda dilanda kekeringan terburuk di kawasan dalam kurun 60 tahun terakhir.

Kepala Program Pangan Dunia (WFP) PBB Josette Sheeran mengatakan organisasinya akan mulai mengirim bantuan pangan melalui pesawat ke ibu kota Mogadishu, serta ke Dolo di Ethiopia di perbatasan dengan Somalia ke Wajir di Kenya utara, yang dilanda kekeringan yang sangat parah.

Kondisi anak-anak di Somalia "paling parah," kata dia, setelah mengunjungi Mogadishu dan kamp pengungsi Dadaab di Kenya akhir pekan lalu.

"Yang saya lihat anak-anak sangat lemah banyak di antara mereka mengalami kekurangan gizi yang buruk dan sedikit peluang untuk bisa bertahan hidup-- kurang dari 40 persen," kata Sheeran.

"Situasi yang merupakan bencana besar memerlukan bantuan besar-besaran dan mendesak dari internasional," kata Jacques Diouf, ketua Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) kepada para peserta pertemuan di Roma, Senin.

"Menghentikan kelaparan adalah adalah satu hal yang sangat penting, "kata pernyataan PBB bulan di dua daerah selatan Somalia yang dikuasai gerilyawan, kata Diouf.

Para pejabat mengatakan dalam pertemuan Senin bahwa PBB telah menerima bantuan satu miliar dolar sejak dikeluarkan imbauan pertama bagi bantuan untu kawasan itu November 2010 tetapi masih diperlukan satu miliar dolar lagi pada akhir tahun ini untuk memenuhi kebutuhan mendeak itu.

Bank Dunia, Senin menjanjikan bantuan 500 juta dolar dengan uang itu akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang untuk membantu para peternak sementara 11 juta dolar untuk bantuan segera ke daerah yang paling parah di landa krisis pangan.

Tetapi organisasi bantuan kecewa dengan tanggapan internasional.

"Memalukan bahwa hanya sedikit negara-negara paling kaya dan eknomi yang kuat menunjukkan keiinginan mereka utuk membantu menyelamatkan nyawa banyak orang yang miskin dan paling rentan," kata Barbara Stocking, ketua organisasi kemanusiaan OXfam.

Menteri Pertanian Prancis Bruno Le Maire menyerukan pembentukan satuan reaksi cepat dalam FAO untuk menanggapi krisis pangan,riset tanaman yang dilanda kekeringan dan melakukan tindakan keras terhadap harga pangan yang tinggi.

"Jika kita tidak melakukan tindakan-tndakan yang diperlukan, kelaparan akan menjadi skandal abad ini," kata le Maire. Ia juga mengecam masyarakat internasional karena "gagal" menjamin keamanan pangan dalam satu dunia yang menderita akibat perubahan iklim.

Le Maire mengatakan masalah itu akan dibicarakan dalam "konferensi donor di Nairobi dalam waktu dua hari." Seorang juru bicara FAO mengemukakan bahwa ini bukan satu konferensi yang menjanjikan tetapi satu pertemuan reguler di mana para donor telah diundang.

Para pejabat PBB mengatakan kekeringan itu telah menewaskan puluhan ribu orang dalam bulan-bulan belakanan ini, memaksaa ratusan ribu orang menderita kelaparan di darah-daerah paling parah Somalia yang harus berjalan selama beberapa minggu untuk mencari makanan dan air.

Tantangan utama bagi kelompok-kelompok bantuan sosial untu datang ke Somalia selatan yang dikuasai kelompok milisi Al Shebaab , yang melarang WFP dan badan-badan kemanusiaan intenasisonal lainnya melakukan operasi di wilayahnya.

Wakil PM Somalia Mohamed Ibrai menyerukan dibukanya "koridor-koridor kemanusiaan "mencapai daerah-daerah yang dilanda kelaparan.

(H-RN)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011