Dilaporkan bahwa sudah ditangani, sudah diredam oleh aparat setempat dan tidak berlanjut kerusuhannya
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui aparat penegak hukum akan menindak semua pihak yang melakukan pelanggaran hukum di Papua, terutama terkait kerusuhan di Puncak Jaya dan penembakan di Abepura.

"Sesuai dengan kadar kesalahannya. Mereka yang melukai, merusak, membunuh, dihadapkan dengan hukum," kata Menko Polhukam Djoko Suyanto ketika ditemui di kantor kepresidenan, Jakarta, Selasa.

Menurut dia, Polda Papua dan pihak terkait sedang mendalami kasus tersebut. Polda Papua, katanya, sudah bisa mengendalikan situasi.

Djoko sudah melaporkan kejadian itu kepada Presiden Yudhoyono.

"Dilaporkan bahwa sudah ditangani, sudah diredam oleh aparat setempat dan tidak berlanjut kerusuhannya," katanya.

Djoko berharap kerusuhan yang terkait dengan proses Pilkada tidak terjadi lagi. Dia meminta setiap Partai Politik memberikan pendidikan politik kepada para kader dan simpatisan.

Dua kelompok warga di Kabupaten Puncak, Papua, terlibat bentrokan di Kampung Kimak, Distrik Ilaga mengakibatkan 19 orang tewas karena terkena panah dan lemparan batu. Bentrokan terjadi pada Sabtu (30/7) pukul 14.00 WIT hingga Minggu (31/7) pukul 06.00 WIT.

Menurut informasi, bentrokan tersebut bermula pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 14.00 WIT, ketika berkas Simon Alom yang mendaftar di KPU sebagai bakal calon bupati Puncak, ditolak. Penolakan itu disebabkan karena DPC Partai Gerindra menarik dukungan terhadap Simon.

Akibatnya, massa pendukung Simon Alom marah dan menyerang kelompok DPC Partai Gerindra.

Insiden juga terjadi di Abepura. Tiga orang penduduk sipil, warga Jayapura dan satu anggota TNI tewas ditembak dan dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal di sekitar Kampung Nafri pada Senin dinihari sekitar 03.15 WIT.

Dari pantauan ANTARA Jayapura di Rumah Sakit Abepura, sebanyak lima orang sedang mendapat pertolongan dari tim dokter, sedangkan empat orang lainnya yang tewas, yakni Pratu Don Keraf anggota 756, Sardi, supir warga Koya Timur, dan sepasang suami-istri, Wisman dan Titin.

Siti Aminah (43) warga Koya Timur, distrik Muara Tami salah satu saksi korban yang sempat diwawancara ANTARA di RS Abepura, mengatakan kejadian tersebut begitu cepat.

"Saya duduk paling depan diantara supir dan temanya, tiba-tiba terdengar suara keras seperti bunyi tembakan tepat disamping pintu depan taksi," katanya yang terlihat masih syok akibat kejadian tersebut.

Sementara itu, Polresta Jayapura Kota dibantu anggota Brimob dan TNI telah melakukan penyisiran di sekitar TKP.

Dari informasi yang dihimpun ANTARA, penembakan disertai pembacokan tersebut selain mengakibatkan empat orang tewas, tujuh orang lainnya masih dirawat secara intensif, lima orang dirawat di RS Abepura dan dua lainnya di RS Bhayangkara.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011