Purbalingga (ANTARA News) - Istri almarhum KH Abdurrahman Wahid (Gusdur), Sinta Nuriyah Wahid, mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah untuk mencintai keberagaman baik agama, suku, maupun ras.

"Keberagaman agama, suku, maupun ras seharusnya menjadi sebuah kekayaan sekaligus kekuatan bagi bangsa Indonesia," kata Sinta dalam Sarasehan Kultural dan Buka Puasa Bersama di Masjid Jami Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Muhammad Cheng Hoo, di Desa Selaganggeng, Kecamatan Mrebet, Purbalingga, Sabtu malam.

Ia mengatakan, yang terjadi saat ini perbedaan justru disikapi dengan perpecahan dan fenomena saling menjatuhkan.

Menurut dia, perpecahan, skeptis, serta saling menang sendiri justru akan menjadikan bangsa Indonesia lemah dan mudah dijajah maupun dipecah belah.

"Oleh karena itu, marilah kita mencintai keberagaman, karena keberagaman itu juga datangnya dari Allah. Seharusnya, semakin takwa seseorang akan semakin mencintai kedamaian dan menghargai perbedaan," katanya.

Terkait ibadah puasa di bulan Ramadhan, dia mengatakan, hal ini ditujukan untuk menjadikan seorang Mukmin menjadi orang yang bertaqwa.

"Taqwa itu bukan semata-mata ibadahnya, tetapi juga hubungannya dengan sesama," kata dia menegaskan.

Secara terpisah, Ketua PITI Purbalingga Herry Susetyo (Wa Kong) mengatakan, pihaknya berusaha menjadikan Masjid Jami PITI Muhammad Cheng Hoo semakin bergairah, salah satunya dengan mengundang Sinta Nuriyah Wahid sebagai pembicara dalam sarasehan ini.

Selain itu, kata dia, pihaknya juga berobsesi menjadikan masjid yang baru diresmikan 5 Juli 2011 ini sebagai pusat pembelajaran Islam terutama bagi warga Tionghoa.

"Saya sengaja memaksakan diri agar masjid dibangun dulu sehingga kami mudah berkumpul. Kalau tidak ada sarana berkumpul, hanya di rumah salah satu anggota PITI, jarang ada yang mau karena kawan-kawan kami sibuk sekali dengan bisnisnya, jadi kapan belajarnya," kata dia menjelaskan.

Menurut dia, jumlah muslim Tionghoa di Kabupaten Purbalingga saat ini sekitar 130 orang yang tersebar di 18 kecamatan, tetapi yang aktif berkumpul dan mengikuti pengajian hanya sekitar 40 orang.

"Itu juga harus dijemput satu per satu," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pihaknya berencana mengadakan silaturahim anggota PITI se-eks Keresidenan Banyumas pada saat Lebaran mendatang di masjid yang mirip bangunan kelenteng ini.(*)

(U.KR-SMT/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011