Puli Alam, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Sebanyak 31 personel pasukan khusus Amerika Serikat dan tujuh serdadu Afghanistan tewas ketika kelompok Taliban menembak jatuh helikopter yang mereka tumpangi, kata para pejabat Sabtu.

Insiden ini dinilai paling mematikan karena menimpa tentara asing dalam parang selama 10 tahun dan jumlahnya paling banyak.

Semuanya tewas dalam operasi anti-Taliban yang dilancarkan pada Jumat malam ketika satu roket yang ditembakkan oleh para gerilyawan menghantam helikopter Chinook mereka di provinsi Wardak, sebelah barat daya Kabul, ibu kota Afghanistan.

Pasukan itu diberitakan sedang tinggal landas untuk kembali dari operasi.

Jumlah korban tewas itu disebutkan dalam satu pernyataan kantor Presiden Afghanistan Hamid Karzai. Tetapi Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO belum segera memberikan konfirmasi.

"Presiden Republik Islam Afghanistan menyampaikan rasa simpati dan duka mendalam kepada Presiden AS Barack Obama dan keluarga para korban," demikian bunyi pernyataan itu.

Kementerian Pertahanan Afghanistan mengatakan para tentara lokal yang meninggal adalah anggota pasukan khusus negara itu.

Duapuluh lima dari korban tewas adalah anggota pasukan khusus Angkatan Laut AS (Navy SEALs), menurut jaringan televisi AS ABC News. Pentagon menolak berkomentar tentang penyebab dan jumlah kematian tersebut.

Obama memberikan penghormatan kepada tentara AS dan Afghanistan yang tewas itu dan mengatakan bahwa insiden itu merupakan bentuk pengorbanan luar biasa dari pria dan wanita anggota militer AS dan keluarga mereka.

Pasukan khusus AS memainkan peran kunci dalam pertempuran melawan Taliban dan gerilyawan lainnya dengan memburu dan membunuh mereka dalam serangan-serangan yang ditargetkan pada malam hari.

Serangan Jumat malam yang mengenai tentara asing merupakan yang terburuk sejauh ini sejak Amerika dan pasukan internasional menyerbu Afghanistan menggulingkan Taliban pada 2001 menyusul serangan-serangan 11 September.

Sebanyak 16 serdadu Amerika tewas dalam serangan roket Taliban pada 2005 di propinsi Kunar di bagian timur Afghanistan.

Mohammad Saber, seorang saksi mata mengatakan kepada AFP, dia melihat helikopter itu jatuh di desanya.

"Sekitar pukul 22.00 waktu setempat Jumat (24.30 WIB), kami mendengar sejumlah helikopter terbang di atas kami," katanya.

"Kami berada di rumah. Kami melihat satu di antara sejumlah helikopter tersebut mendarat di atap satu rumah seorang panglima Taliban, kemudian penembakan terjadi. Helikopter-helikopter itu lalu terbang tetapi segera setelah tinggal landas satu helikopter jatuh," katanya.

Juru bicara provinsi Wardak Shahidullah Shahid mengatakan kecelakaan itu terjadi di distrik Sayd Abad dalam operasi terhadap gerilyawan Taliban yang bertempur melawan pasukan pro pemerintah sejak digulingkan dari kekuasaan pada 2001.

"Helikopter AS yang jatuh itu semalam ditembak jatuh oleh Taliban ketika akan tinggal landas," katanya. "Satu roket yang ditembakkan gerilyawan menghantam dan menghancurkannya."

Satu sumber militer Barat yang meminta tak disebut jatidirinya membenarkan helikopter yang jatuh itu jenis Chinook.

Chinook digunakan oleh pasukan koalisi di Afghanistan untuk mengangkut sejumlah besar serdadu dan pasokan di sekitar zona perang.

Total jumlah serdadu asing yang tewas di Afghanistan tahun ini mencapai 342, demikian hitungan AFP berdasarkan lama independen iCasualties.org. Sebanyak 279 di antaranya adalah tentara Amerika.

Di tempat lain di bagian timur Afghanistan pada Sabtu, ISAF mengatakan satu helikopter lain melakukan pendaratan darurat di propinsi Khost dekat perbatasan Pakistan.

Seorang juru bicara mengatakan tak ada orang yang tewas di dalam helikopter itu dan belum ada laporan tentang orang yang luka serius atau kegiatan dari kelompok gerilyawan di kawasan tersebut saat itu.

Saat ini terdapat sekitar 140.000 tentara asing di Afghanistan dan sekitar 100.000 di antaranya dari AS.

Penarikan tentara sudah mulai dilakukan sebagai bagian dari proses penarikan seluruh pasukan asing pada akhir 2014 walaupun Taliban masih melancarkan pemberontakan. (M016/Z002/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011