Permintaan busana batik memasuki bulan Ramadhan meningkat, karena sejumlah pengrajin kini memproduksi berbagai jenis batik untuk kebutuhan Lebaran juga mengutamakan batik "koko" seirng dengan naiknya permintaan batik tersebut.
Cirebon (ANTARA News) Batik "koko" pakaian busana muslim khusus pria bahan batik kini mulai dilirik sejumlah remaja diderah pantura Kabupaten dan Kota Cirebon, Jawa Barat, memasuki bulan Ramadhan sehingga omzet pedagang toko batik meningkat.

H.Amari pedagang batik di pasar Kanoman Kota Cirebon kepada wartawan, di Cirebon, Jum`at, mengatakan, batik "koko" pakaian muslim khusus pria kini mulai dilirik sejumlah anak remaja, biasanya peminat batik "koko" tersebut hanya orangtua, namun motif kreasi menawarkan corak natural dan warnanya berbeda dengan batik lama.Cukup diminati anak muda.

Awalnya menyediakan batik "koko" hanya coba-caba, kata Amari, namun permintaan menjalang bulan Ramadhan hingga kini terus meningkat, harga batik "koko" tersebut cukup bervariasi tergantung bahan dan corak batiknya, mulai dari harga Rp 45 ribu per potong hingga Rp 175 ribu per potong.

Dia menambahkan, permintaan batik "koko" mulai terasa meningkat kurang dari tiga tahun lalu, setiap tahunnya permintaan batik"koko" mengalami peningkatan cukup tinggi, diperkirakan pemakaian busana bahan batik mulai memasyarakat.

Dirinya berharap minat generasi sekarang mengenakan batik "koko" bisa dipertahankan untuk seterusnya, karena tingginya permintaan busana bahan batik akan meningkatkan produksi batik lokal baik yang berada di Kabupaten Cirebon, juga pengusaha batik di Solo, Pekalongan, Tasikmalaya, Indramayu.

Muhayat pedagang batik lain di Cirebon mengaku, permintaan busana muslim dan baju batik"koko" semakin meningkat karena sejumlah remaja mulai mengenakan pakaian batik tersebut.Awal bulan Ramadhan penjualan batik "koko" ramai pembeli.

Kini batik, kata Muhayat, semakin diminati berbagai kalangan baik remaja juga orangtua, omzet sejumlah toko baju batik, terasa meningkat sejak kurang dari empat tahun lalu, awalnya program pemerintan setiap hari tertentu diwajibkan semua pegawainya mengenakan baju batik tersebut.

Menurut dia, batik kreasi saat ini cukup inovatif dan memiliki corak warna yang menarik, pengusaha batik di Kabupaten Cirebon terus mengembangkan batik yang bisa tembus ke semua kalangan, mulai harga terendah dijual kurang dari Rp40 ribu hingga batik tulis berbahan sutra yang dijual kurang dari Rp2 juta per potong.

Dodo pengrajin batik asal Trusmi Kabupaten Cirebon menuturkan, permintaan busana batik memasuki bulan Ramadhan meningkat, karena sejumlah pengrajin kini memproduksi berbagai jenis batik untuk kebutuhan Lebaran juga mengutamakan batik "koko" seirng dengan naiknya permintaan batik tersebut.

Produksi bati Trusmi awalnya hanya memproduksi batik tulis dengan bahan sutra harganya cukup tinggi, meski ada peminatnya namun tidak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah, kini pola usaha batik di Trusmi mulai berubah dengan menyediakan batik harga ekonomis.

Ia menambahkan, permintaan batik untuk kualitas sedang cukup tinggi saat ini, terutama berbagai bahan batik menjelang Lebaran, sejumlah pengrajin batik kini meningkatkan motif batik yang diminati oleh remaja, meski batik tulis tetap diproduksi karena permintaan tetap stabil.


Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011