Palembang (ANTARA News) - Tawuran antar pelajar yang terjadi di kawasan Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak (BKB) Kota Palembang di Sumatera Selatan, bersamaan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-66, Rabu, disesalkan berbagai kalangan dan warga daerah ini.

Apalagi aksi tawuran itu berlangsung pada saat sedang berlangsung pula upacara Peringatan Detik Detik Proklamasi di kawasan sekitar BKB oleh jajaran Pemkot Palembang.

Aksi tawuran antar pelajar yang masih berseragam sekolah--dan masuk sekolah di bulan Ramadhan untuk melakukan upacara HUT Kemerdekaan RI--juga disertai tindakan pelemparan batu yang mengenai bus sedang lewat sehingga sampai melukai penumpang, di antaranya balita.

Aparat Polres Kota Palembang akhirnya berhasil mengamankan sedikitnya empat pelajar yang terlibat tawuran itu, untuk diproses lebih lanjut.

Salah satu warga Palembang yang mengetahui kejadian tawuran itu, Hadi, mengaku prihatin justru pada saat momentum bersejarah diperingati, para generasi muda terlibat tindakan tidak terpuji yang menimbulkan korban warga masyarakat setempat.

Dia berharap, kejadian itu menjadi perhatian semua pihak untuk menanganinya, tidak hanya diselesaikan oleh aparat kepolisian, tapi juga dicari akar masalahnya bersama orang tua, pihak sekolah dan jajaran pendidik di daerah ini.

Beberapa warga Palembang lainnya, termasuk beberapa pelajar dan PNS yang menyaksikan tawuran itu juga menyatakan prihatin, serta berharap aparat dapat bertindak tegas kepada pelajar yang kedapatan membawa senjata tajam atau terbukti melakukan tindak kekerasan atau tindakan anarkis serta kriminal, sehingga bisa diproses secara hukum dengan melibatkan sekolah dan orang tuanya.

Sebelumnya, aksi tawuran kalangan pelajar di Kota Palembang juga pernah beberapa kali terjadi, bahkan di antaranya sampai menimbulkan korban jiwa.

Di sekitar Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak yang merupakan "ikon" dan objek wisata unggulan Kota Palembang itu, beberapa kali pernah terjadi tawuran pelajar setempat.

Beberapa waktu lalu, kendati di sekitarnya terdapat markas unit TNI Kodam II/Sriwijaya--termasuk Detasemen Kesehatan (Denkes) Kodam II di dalam lingkungan BKB, serta terdapat banyak petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) maupun kepolisian, aksi tawuran pelajar tetap terjadi.

Saat itu, petugas pun sempat mengamankan beberapa senjata tajam, di antaranya pisau, badik, samurai, rantai besi dan alat pemukul benda keras lainnya yang diduga digunakan oknum pelajar itu dalam perkelahian antar kelompok di sana.

Kalangan pendidik dan ulama di Palembang mengkhawatirkan fenomena tawuran pelajar yang dinilai telah melampaui batas normal itu, sehingga berharap adanya tindakan komprehensif bersama untuk menanggulanginya agar tidak berulang lagi. (B014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011