Benghazi, Libya (ANTARA News/AFP/Xinhua-OANA) - Sebanyak 400 orang tewas dan 2.000 orang lagi cedera dalam tiga hari pertempuran antara gerilyawan oposisi dengan pasukan yang setia kepada kepada Muamar Gaddafi di ibu kota Libya, Tripoli, kata pemimpin dewan pemberontak, Rabu.

Pemimpin Dewan Peralihan Nasional (NTC), Mustafa Abdel Jalil, mengatakan kepada stasiun televisi France-24 bahwa sebanyak 600 petempur pro-Gaddafi telah ditangkap tapi pertempuran takkan berakhir sampai pemimpin Libya itu sendiri mendekam di penjara.

"Menurut keterangan yang kami terima, jumlah orang yang tewas selama operasi yang telah berlangsung selama tiga hari ialah lebih dari 400, dan 2.000 orang lagi cedera," kata Abdel Jalil layaknya dilaporkan AFP.

"Kami menangkap sebanyak 600 prajurit Gaddafi," katanya.

Abdel Jalil mengatakan ia menduga Gaddafi sendiri telah meninggalkan Tripoli, dan menyatakan ia tak cukup berani untuk tetap tinggal dan bertempur.

"Saya harap ia akan ditangkap hidup-hidup dan diadili sehingga dunia dapat mengetahui kejahatannya," tambahnya.

Juru bicara militer gerilyawan Kolonel Ahmed Bani, Selasa (23/8), mengatakan NTC berencana memindahkan markasnya dari Benghazi ke Tripoli dalam waktu dua hari, demikian laporan stasiun televisi pan-Arab, Al-Jazeera.

Gerilyawan pada hari yang sama merebut kompleks Gaddafi, Bab Al-Aziziyah di Tripoli, setelah pertempuran sengit dan menjarah satu kendaraan lapis baja di dalam barak luas tersebut.

Sementara itu keberadaan Gaddafi dan putra-putranya masih tak didiketahui. Namun Gaddafi berbicara melalui stasiun televisi lokal, dan mengatakan Bab Al-Aziziyah hancur dibom oleh NATO

NTC pada 5 Maret lalu mengadakan pertemuan di kubunya di Libya timur, Benghazi, tempat protes terhadap 42 tahun kekuasaan Gaddafi berawal, dan mengumumkan diri sebagai wakil tunggal Libya.

Sejak protes meletus di Libya pada awal 2011, yang diilhami oleh demonstrasi serupa antipemerintah di negara lain Arab, Gaddafi (69) dan negara Afrika Utara yang kaya akan minyak itu --yang memiliki sebanyak 6,5 juta warga-- telah menjadi pusat perhatian media internasional.
(Uu.C003/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011