Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memperkirakan akan terkirim sekurang-kurangnya 2 miliar layanan pesan singkat (SMS) pada H-1 hingga H+1 lebaran tahun ini.

"Dalam suasana Lebaran tahun ini diperkirakan akan terjadi lonjakan trafik telekomunikasi yang cukup signifikan di antaranya diperkirakan akan terkirim sebanyak minimal 2 miliar SMS di H-1 hingga H+1 Lebaran," kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu.

Pihaknya memperkirakan pada waktu yang sama juga akan berlangsung percakapan sebanyak minimal 2,5 miliar menit.

Selain itu, diperkirakan akan digunakan sebanyak minimal 250 terabyte untuk layanan data (khususnya internet).

Pada kesempatan yang sama, pihaknya menghimbau masyarakat agar dapat menggunakan layanan telekomunikasi secara efisien meskipun setiap orang berhak sepenuhnya saling bertelekomunikasi.

"Bilamana jaringan yang digunakan sedang penuh, baik itu di sisi pengguna maupun di sisi lawan bicara, disarankan untuk menunggu beberapa saat sebelum mencoba menghubungi lagi guna menghindari jaringan menjadi overload," katanya.

Ia juga menghimbau masyarakat agar dalam mengirimkan layanan pesan singkat (SMS) ucapan Selamat Hari Raya hendaknya tidak dilakukan secara broadcast ke semua handai taulan, kerabat maupun relasi, namun sebaiknya bertahap karena antrian di SMS Gateway diperkirakan akan sangat tinggi mengingat saat ini pengguna telepon seluler dan FWA telah mencapai angka di atas 200 juta nomor yang digunakan.

Selain itu, penggunaan data internet juga dihimbau dilakukan secara efisien dan produktif untuk mengakses hal-hal yang penting guna menghindari kepadatan trafik data, meskipun Kementerian Kominfo, BRTI dan para penyelenggara telekomunikasi sudah mengantisipasi peningkatan penggunaan layanan internet, khususnya dengan menggunakan media sosial.

"Untuk menghindari kemungkinan maraknya penipuan melalui SMS, internet dan layanan telekomunikasi lainnya, kami juga menghimbau masyarakat untuk serius mewaspadainya. Dan jika ada persoalan diminta untuk menyampaikan laporan dan pengaduannya ke contact center BRTI 159," katanya.

Menurut dia, dengan adanya contact center tersebut, masyarakat yang merasa berkepentingan dapat menggunakannya (meskipun tetap harus diverifikasi) tanpa dipungut biaya dari seluruh layanan operator yang ada (kecuali layanan Bakrie Telecom yang baru membuka untuk DKI Jakarta).

(H016/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011