Bandung (ANTARA News) - Artis juga seniman asal Bandung Ki Daus ternyata selama hidupnya belum pernah merasakan bagaimana mudik yang tiap tahun dirasakan sebagian besar masyarakat di Indonesia khususnya menjelang lebaran.

Kepada wartawan, di Bandung, Ki Daus mengatakan sangat ingin bisa merasakan bagaimana dan apa yang dirasakan para pemudik selama dia melakukan perjalanan mudiknya.

Dia menceritakan, dalam suatu waktu ada niat dan pikiran untuk melakukan mudik dengan menggunakan bus di Terminal Cicaheum Bandung yang kebetulan terminal tersebut tidak jauh dari rumahnya yang juga di Cicaheum.

"Akhirnya saya pergi ke terminal dan duduk di dalam Bus di terminal Cicaheum, setelah itu saya kembali berpikir mau mudik kemana? orang sanak saudara saya ada di Bandung? akhirnya saya turun lagi dari bus dan kembali pulang ke rumah," ceritanya.

Menurutnya, hal yang agak sedikit konyol itu dilakukannya pada tahun 2007.

Dilanjutkannya cerita "mudik" tersebut, "tahun kemarin ceritanya saya melakukan mudik dari Jakarta ke Bandung tetapi perjalanan itu membuat saya merasa seperti tidak mudik melainkan seperti pulang ke rumah dari kota yang sama karena perjalanan hanya dua jam," ujarnya.

"Nanti mah saya akan nyoba mudik ke Solo supaya jauh tetapi dipikir-pikir karena tidak ada saudara di Solo untuk apa juga saya kesana?," candanya.

"Alhamdullilah di tahun ini ada sedikit yang berbeda yakni saya di undang oleh Pa Wali Kota untuk datang ke pendopo sehingga bisa bertemu sekaligus silaturahim dengan beliau, jadi saya juga bisa bertemu dengan para pejabat," katanya sambil tersenyum.

Sementara itu, ia mengakui selama Ramadhan jadwal syutingnya cukup padat sehingga membuat bocor puasanya meski hanya satu hari dan itu terjadi di hari bersejarah bangsa ini yaitu 17 Agustus.

"Saya bocor satu hari karena pada saat itu ada syuting dengan keadaan cuaca yang sangat panas dan itu membuat saya tidak kuat sehingga saya buka puasa sebelum waktunya," katanya.

Selain itu, dia mengatakan potensi pemuda yang ada di Kota Bandung untuk menjadi seniman sangat besar hanya masalahnya bagaimana orang tua atau seniman senior bisa merangkul dan menuntunya.

Dikatakannya, perlu ada penyatuan antara pemuda dan orang tua agar pemuda yang ada di Bandung bisa terarahkan di dunia kesenian tersebut.

(ANT-278/S006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011