Sukabumi (ANTARA News) - Puncak arus balik dan hari terakhir libur lebaran, arus kendaraan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, lumpuh disebabkan banyaknya kendaraan wisatawan yang keluar dan masuk dari lokasi wisata di daerah itu.

Dari pantauan Minggu, kemacetan sudah terjadi di daerah Cikembar yang merupakan jalur penghubung Palabuhanratu dengan Sukabumi disebabkan oleh kendaraan wisatawan baik bak terbuka, bus, roda dua dan pribadi memadati daerah pertigaan Cikembar.

Selain itu, penumpukan kendaraan sampai pukul 18.00 WIB ini dari pantauan macet seperti di depan Pasar Ikan, Palabuhanratu, depan objek wisata dari Citepus sampai Cisolok atau sekitar 10 km.

Untuk mengantisipasi kemacetan panjang, pihak Satuan Lalu Lintas Polres Sukabumi mengalihkan kendaraan baik yang masuk maupun yang keluar Palabuhanratu.

"Kami alihkan kendaraan yang mau masuk dan keluar Palabuhanratu agar kemacetan panjang tidak terjadi seperti pada Sabtu, (3/9)," kata Kasat Lantas Polres Sukabumi AKP Indra Setiawan kepada wartawan, Minggu.

Selain itu, kendaraan yang keluar dari Palabuhanratu diarahkan ke jalur lain yakni Jalan Jajaway dan Batu Sapi untuk menghindari papasan antara kendaraan yang mau masuk ke Palabuhanratu. Sampai saat ini antrean panjang masih terjadi di tol gate atau penarikan karcis.

"Kami sudah menugaskan anggota kami untuk mengatur arus lalu lintas agar tidak macet panjang, dan kami pun akan melakukan buka tutup jalan jika arus kendaaan sudah tidak bisa diurai lagi, selain mengalihkan kendaraan ke jalur alternatif," tambahnya.

Sementara, Kapolres Sukabumi, AKBP, Bagus Srigustian, untuk mengantisipasi kemacetan pihaknya sudah menurunkan 300 personelnya untuk mengatuir arus lalu lintas di Palabuhanratu dan Sukabumi utara."Diprediksi puncak kemacetan akan terjadi pada hari ini karena akan banyak kendaraan yang keluar dari lokasi wisata khususnya Palabuhanratu yang akan ikut memadati jalur utama menuju daerah tujuan seperti Ciawi, Bogor dan Jakarta," katanya.
(T.KR-ADR/M027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011