Jakarta (ANTARA News) - Sony meluncurkan tablet lipat pertama di dunia untuk menantang dominasi iPad Apple.

Tablet Sony P yang dijual £ 479 memiliki dua layar sentuh berukuran 5.5 inchi yang dapat dilipat, sehingga lebih ringkas dari pada iPad dan perangkat tablet lainnya.

Sony mengklaim tabletnya lebih mudah jika dimasukkan ke dalam tas atau saku jaket. Harganya pun lebih murah £ 20 dibanding  iPad 2 dengan akses wi-fi dan jaringan 3G.

Kedua sisi tablet itu dapat dikombinasikan menjadi layar besar, walaupun penggabungannya dengan engsel yang berpotensi macet dan rusak di tengahnya.

Tablet itu juga dapat beroperasi secara terpisah, satu layar menjalankan permainan dan layar lainnya menjalankan email. Sama dengan komputer tablet umumnya, tablet Sony dapat mengunduh musik dan video serta memiliki kamera di bagian depan dan belakang untuk panggilan video.

Tablet Sony diperkirakan menjadi perangkat paling banyak dicari pada natal tahun ini, bersanding dengan iPhone 5 yang akan diluncurkan bulan ini. Sony meluncurkan tablet pertamanya dalam ajang pameran elektronik konsumen IFA di Berlin dan beberapa produsen tablet juga melakukan hal yang sama.

Dalam kesempatan itu, Sony juga meluncurkan tablet konvensional Sony S. Tablet Sony S memiliki layar sentuh 9.4 inchi dan dilengkapi teknologi infra merah yang berfungsi sebagai remote control TV dan pemutar disk Blu-ray.

Ada sebuh tombol pada Sony S yang dapat memindahkan video dan foto dari tablet ke TV seperti Sony Bravia.

Tablet Sony S yang memiliki akses wi-fi dijual £ 399 setara dengan harga iPad 2 16 GB sedangkah harga iPad 2 dengan wi-fi dan akses dijual 3G £ 499.

Tablet Sony S akan dijual di Inggris pada pertengahan September sedangkan tablet Sony S versi 3G dan Sony P akan dijual pada November.

Laman Mobile Gazette memuji 'desain inovatif' kedua tablet Sony dan mengklaim kedua tablet itu bisa menjadi lawan serius iPad Apple 2.

Namun Jeff Loff, seorang analis elektronik di Macquarie Securities tidak terkesan dengan tawaran baru dan memberikan penilaian tumpul."Kami pikir desainnya  tak akan sukses," kata Loff.
(adm)

Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011