Ambon (ANTARA News) - Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menyatakan keadaan kota Ambon sudah terkendali menyusul bentrok antarwarga di simpang empat tugu Trikora dan Waehaong.

"Warga kami imbau tetap tenang dan menjaga ketahanan diri agar tidak terprovokasi isu menyesatkan," kata Karel, Minggu.

Gubenur mengaku belum mengetahui pasti penyebab bentrokan warga sejak Minggu siang hingga malam hari itu.

"Kami menyerahkan semua persoalan itu kepada aparat keamanan untuk menanganinya hingga tuntas dan tidak ada korban jiwa dalam bentrokan ini, kecuali sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat dibakar massa," katanya.

Kapolda Maluku Brijen Polisi Syarief Gunawan, Wakil Gubernur Said Assagaf dan Walikota Ambon Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Sam Latuconsina bersama para tokoh agama berupaya menenangkan warga di sejumlah titik bentrokan, seperti Waehaong, Pohon Puleh, dan simpang empat tugu Trikora.

Brimob Polda Maluku ditambah tiga peleton anggota TNI Angkatan Darat bersenjata lengkap dikerahkan untuk menghalau massa yang saling lempar.

Kasatlantas Polres Ambon dan Pulau-Pulau Lease AKP Marinus Djati menyatakan peristiwa berawal dari kematian Darvis Saiman, tukang ojek warga Waehaong.

"Darwis mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan Gunung Nona pada Sabtu malam dan ditolong keluarga Tatuhey yang membawanya ke rumah sakit, namun korban meninggal dalam perjalanan," katanya.

Tapi, rumor berkembang bahwa korban tewas akibat dikasari di kawasan Gunung Nona sehingga mobil angkutan umum jurusan terminal Mardika-Gunung Nona yang melintasi kawasan Waehaong dilempari massa.

"Akibatnya, saya bersama Kapolres dan Wakil Walikota Ambon Sam Latuconsina menemui keluarga korban di kawasan Waehaong dan menjelaskan persoalan sebenarnya dan pihak keluarga menerimanya," katanya.

Pelemparan antarwarga di kawasan Batugantung dan Waehaong serta simpan empat Trikora menyebabkan sepuluh korban luka dan dilarikan ke rumah sakit Sumber Hidup, RSUD dr Haulussy Ambon dan dr Alfatah Ambon.

Seorang korban dilaporkan tewas tertembak dalam bentrok itu.  Dia diketahui bernama Cliford dan berumur 15 tahun.

"Ade Clift meninggal karena dapat tembak," kata salah seorang keluarga korban yang enggan disebut namanya karena faktor keselamatan kepada ANTARA dari Jakarta, Minggu. (*)

D008/B002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011