Tokyo (ANTARA News/Reuters) - Korea Utara dan Rusia merencanakan untuk mengadakan latihan pertahanan bersama pertama mereka secepatnya tahun ini dalam upaya untuk mengimbangi pengaruh Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang di semenanjung Korea, menurut laporan surat kabar Asahi yang dipantau ANTARA, Selasa.

Anggota-anggota angkatan laut dan angkatan udara kedua tetangga itu akan mengambil bagian dalam pelatihan pertolongan bersama di laut, menyusul perjanjian yang dicapai bulan lalu oleh pemimpin Korea Utara Kim Jong-Il dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, kata Asahi Jepang, mengutip sumber yang mengikuti dekat Utara.

Jarang terjadi bagi Korea Utara untuk melakukan latihan pertahanan dengan militer lain. Jepang dan Korea Selatan mungkin akan mengawasi latihan itu, meski latihan itu diperkirakan tidak akan melibatkan penggunaan senjata, kata Asahi.

Pyongyang yang terkucil, pada 2009 telah meninggalkan pembicaraan yang dimaksudkan untuk memberi Korea Utara bantuan ekonomi dan energi sebagai insentif untuk melepaskan program senjata atomnya, dan telah melakukan langkah-langkah rekonsiliatori dalam beberapa bulan belakangan ini.

Hal itu telah meningkatkan harapan bahwa pembicaraan enam-pihak, yang akan mengumpulkan bersama Korea Utara dan Korea Selatan, China, Rusia, Jepang dan AS, dapat dimulai lagi, dengan Moskow dan Beijing mendukung langkah seperti itu.

Tapi Seoul, Washinton dan Tokyo ragu dan menyerukan dimulainya kembali pembicaraan itu hanya ketika Utara melakukan langkah-langkah konkrit untuk melumpuhkan program atomnya dan juga membolehkan pengawas nuklir asing masuk negara itu.

AS dan Korea Selatan tahun lalu mengadakan latihan militer bersama skala besar untuk mana Jepang telah mengirim pejabat-pejabat angkatan lautnya sebagai peninjau.

Moskow adalah sekutu penting Korea Utara selama beberapa dasawarsa, memberikan bantuan militer dan ekonomi sebelum Uni Soviet runtuh.

Kim telah berjanji pada Medvedev ketika mereka bertemu di Siberia bulan lalu bahwa ia akan mempertimbangkan penangguhan uji coba dan produksi senjata nuklir jika pembicaraan enam-pihak dimulai lagi.
(S008)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011