Strasbourg (ANTARA News/AFP) - Sebuah default (gagal bayar) Yunani atau keluar dari zona euro akan memiliki konsekuensi dramatis bagi "negara para dewa" tersebut maupun untuk Eropa dan seluruh dunia, kata Komisioner Urusan Ekonomi Uni Eropa Olli Rehn.

"Sebuah default atau keluarnya Yunani dari zona euro akan membawa biaya sosial, ekonomi dan politik yang dramatis. Tidak hanya untuk Yunani, tetapi juga untuk negara-negara anggota kawasan euro, negara-negara Uni Eropa lainnya, serta mitra global," ujarnya kepada Parlemen Eropa, Rabu.

Peringatan Rehn menyusul meningkatnya ekspektasi di Eropa, meskipun pejabat menolak, bahwa Yunani sedang menuju kebangkrutan yang akan memaksa untuk default pada sebagian gunung utangnya yang sangat besar.

Wakil Kanselir dan Menteri Perekonomian Jerman, Philipp Roesler,  menulis kolom opini di harian Jerman "Die Welt" bahwa Eropa tidak bisa lagi mengesampingkan suatu orderly default untuk Yunani.

Sementara itu, Kanselir Jerman, Angela Merkel,  mengatakan ke satu program radio bahwa prioritas utama bagi para pembuat kebijakan adalah menghindari "kekacauan ekonomi yang tak terkendali" untuk Yunani.

Rehn mendesak negara-negara zona euro cepat untuk menyetujui dana talangan (bailout) kedua untuk Yunani, yang disepakati pada 21 Juli, tetapi telah terhambat oleh kekhawatiran yang diajukan oleh Finlandia, Slovakia dan Belanda.

"Saya tidak bisa cukup menekankan pentingnya pelaksanaan cepat dari keputusan yang diambil," katanya.

Rehn juga mendesak untuk persetujuan cepat keputusan untuk memperluas kekuasaan dana penyelamatan zona euro, Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF), yang memungkinkan membeli obligasi negara yang tertekan di pasar sekunder.

"Dengan meningkatkan fleksibilitas dan efektivitas EFSF, maka kita dapat bertindak lebih awal dan lebih efektif untuk menjamin stabilitas keuangan di Eropa," katanya.

Ia mengemukakan pula, "Oleh karena itu ratifikasi reformasi EFSF yang telah disepakatidi negara-negara anggota merupakan prioritas yang sangat jelas dan mendesak."

Rehn menekankan bahwa jawaban lain adalah integrasi ekonomi yang lebih dalam di Eropa.

"Kami harus bisa memutuskan lebih cepat dan lebih efektif dan kita harus jauh lebih baik dalam mengimplementasikan keputusan kita di Uni Eropa," katanya.

Ia menambahkan, "Struktur kelembagaan saat ini tidak cukup untuk mengatasi tantangan yang kita hadapi saat ini ... kita perlu sebuah momen federatif baru, dan momen itu harus dimulai hari ini."

Selain itu, ia pun mengacu pada dorongan untuk pemerintah federal Uni Eropa.
(Uu.A026/B012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011