Peshawar, Pakistan (ANTARA News) - Sedikitnya enam orang bersenjata menyerang sebuah kendaraan militer yang berpatroli di Pakistan baratlaut, Rabu, menewaskan dua aparat keamanan dan melukai dua orang, kata polisi.

Penyerang yang diduga militan pro-Taliban itu melepaskan tembakan ke kendaraan pickup militer dari dua sisi jalan di Sarai Khan di daerah pinggiran kota Bannu, kata kepala kepolisian setempat Sajjad Khan kepada AFP.

Beberapa pejabat keamanan mengkonfirmasi serangan itu dan jumlah korban.

Penembakan itu dilakukan sehari setelah Taliban menyerang sebuah bis sekolah di daerah pinggiran kota Peshawar, Pakistan baratlaut, menewaskan empat anak dan supir kendaraan tersebut.

Anak-anak itu belajar di sebuah sekolah berbahasa Inggris dengan tipe yang dikecam militan garis keras yang menentang pendidikan sekular yang diimpor dari Barat.

Bannu terletak di dekat kawasan suku Pakistan yang disebut AS sebagai markas Al-Qaida.

Tujuh daerah suku semi-otonomi Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan dilanda kekerasan di dalam negeri dan juga menjadi markas Taliban Afghanistan dan militan yang terkait dengan Al-Qaida.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaida dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan lebih dari 20 serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei.

Penyerbuan AS terhadap tempat Osama itu telah membuat malu dan marah militer Pakistan dan menambah ketegangan antara kedua negara tersebut.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011