Kendari (ANTARA News) - Ketua Komisi Pemilihan Umum Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Syam Abdul Djalil, mengatakan politik uang selalu membayangi masyarakat dalam setiap pemilihan kepala daerah.

"Menghilangkan indikasi politik uang dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) wali kota dan wakil wali kota Kendari pada 2012 mendatang tidak mungkin atau akan susah dilakukan," kata Syam Abdul Djalil, di Kendari Kamis.

Hal ini kata dia, karena masih ada masyarakat daerah ini dalam kondisi kurang mampu serta tergolong pemilih irasional yang mudah menjadi sasaran politik uang.

"Untuk itu, dalam rangka meminimalisir politik uang tersebut, kami akan melakukan sosialisasi mengenai dampak kegiatan dari politik uang itu," katanya.

Menurutnya, sosialisasi ini akan dititik beratkan pada pemahaman mengenai dampak politik uang ini kepada pemilih, utamanya pemilih yang irasional.

"Dalam sosialisasi itu, kami akan memberi pemahaman bahwa apalah arti uang Rp100 ribu tetapi tidak merasakan dampak pembangunan ke depan," katanya.

Untuk itu, Syam Abdul Djalil, mengimbau kepada warga di kota ini untuk memilih pemimpin yang benar-benar punya jiwa dan semangat untuk membangun daerah ini.

Saat ini, katanya, berdasarkan data pada Mei 2011, jumlah daftar pemilih sementara Kota Kendari mencapai 224 ribu orang.

"Jumlah itu bisa saja bertambah mengingat pemilihan wali kota akan digelar Juni 2012 mendatang," katanya.

Ia menjelaskan, khusus untuk pemilih pemula, pihaknya akan memberikan sosialisasi terkait politik uang di sekolah dalam rangka meminimalisir pratktek haram itu.

"Dalam sosialisasi itu, kami tetap menitikberatkan agar pemilih pemula menghindari politik uang itu sebab yang akan merasakan dampaknya tentu pemilih itu sendiri," pungkasnya. (ANT-299/B013/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011