Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tidak akan membatasi pertumbuhan industri otomotif sebagai upaya menekan pemakaian bahan bakar minyak bersubsidi.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Kamis mengatakan, pemerintah lebih memilih industri otomotif memproduksi kendaraan yang tidak mengonsumsi BBM bersubsidi.

"Kita tidak perlu membatasi pertumbuhan sektor otomotif. Namun, mendorong kendaraan tidak menggunakan BBM berangka oktan rendah yang tidak efisien," katanya.

Menurut dia, Indonesia akan menjadi basis produksi kendaraan di kawasan Asia Pasifik.

Hatta juga memastikan tidak menaikkan harga BBM pada 2012 sebagai upaya menekan subsidi BBM.

Pemerintah, lanjutnya, akan mengembangkan transportasi massal sebagai salah satu upaya menurunkan konsumsi BBM.

"Kami sudah mempunyai `roadmap` transportasi massal," katanya.

Ia mencontohkan, pembangunan jalur ganda kereta api (KA) di Jawa yang ditargetkan selesai 2014.

Contoh lain, seperti pembangunan jalur lingkar KA dan jalur KA bandara di Jabodetabek yang juga direncanakan selesai 2014.

Pemerintah, tambahnya, juga akan mempercepat pemakaian bahan bakar gas dan bahan bakar nabati.

Pada rapat Komisi VII DPR dengan Hatta selaku Menteri ESDM ad interim disepakati asumsi kuota bahan bakar minyak bersubsidi dalam RAPBN 2012 sebesar 40 juta kiloliter.

Asumsi kuota itu dengan syarat adanya pengaturan dan perubahan peraturan BBM.

Selain kuota, juga disepakati biaya distribusi dan marjin (alpha) BBM bersubsidi Rp613,9 per liter, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) sebesar 90 dolar AS per barel dan produksi terjual (lifting) minyak mentah 950.000 barel per hari.

Asumsi yang disepakati tersebut sesuai dengan Nota Keuangan yang telah disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke DPR pada Agustus lalu. (K007/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011